Kebiadaban rezim Ba'ts di Suriah
sesungguhnya juga dilatar belakangi oleh
faktor ideologi dan agama. Dalam hal ini,
Partai Ba'ts telah didominasi oleh
kelompok Syi'ah Nushairiyah sejak era
Hafizh Al-Assad.
Syi'ah Nushairiyah adalah paham yang
mengikuti Muhammad bin Nushair an-
Numairi, dan dinamakan Nushairiyah
dengan nama ini penisbatan padanya.
Mereka adalah kelompok Syi'ah yang
paling ekstrim. Dimana mereka sampai
pada tingkatan menuhankan Ali bin Abi
Thalib, dan kelompok ini telah keluar dari
pemahaman dua belas imam yang
diyakini oleh Rafidhah.
Tatkala al-Hasan al-Askari meninggal
yang diklaim oleh kalangan Rafidhah
sebagai imamnya yang ke sebelas, maka
berkumpul orang-orang yang berhaluan
keras dari kelompok yang menisbatkan
dirinya pada Rafidhah, lantas mereka
membikin berita dusta kalau imamnya ini
mempunyai seorang anak yang
bersembunyi di bangunan bawah tanah
didalam rumahnya Samara, yang kelak
akan keluar sebagai imam setelahnya.
Kemudian sekelompok orang Syi'ah, yang
tiap orangnya mengklaim bahwa imam ini
yang sembunyi dibangunan bawah tanah,
menurut keyakinan mereka, akan menjadi
perantara dengan Syi'ah.
Dan diantara salah satu yang berada
dalam kelompok ekstrim ini adalah
Muhammad bin Nushair yang dinamakan
pengikut setelahnya dengan Nushairiyah,
penisbatan padanya. Maka semenjak itu
awal perkembangan mereka.
Nama-nama lain kelompok ini:
Pada awal perkembangannya mereka
menamakan dirinya dengan Numairiyah,
selanjutnya mereka mengganti dan
menamakan dirinya Nushairiyah, yaitu
semenjak ditinggal mati oleh syaikh
pertamanya mereka. Dan mereka juga
menamakan dirinya dengan orang-orang
yang beriman. Sedang disaat Prancis
menjajah negeri Syam, pada kurun itu
mereka menamakan dirinya dengan
Alawiyin.
Markas dan tempatnya:
Sekarang Nushairiyah bertempat di
pegunungan Ladzaqiyah dan sekitarnya,
Homs di Suriah, Iskandariyah, Thurtus,
Adnah atau Athanah, masuk dalam
kawasan Turki sekarang ini, dan di
Kurdistan serta negeri-negeri lainnya.
Sempalan mereka:
Golongan Nushairiyah terbagi menjadi
empat kelompok:
1.Al-Haidariyah. Nisbat kepada Haidar
salah satu julukan Ali bin Abi Thalib.
2.asy-Syimaliyah. Diambil dari keyakinan
mereka yang mengatakan kalau Ali
tinggal di matahari. Di namakan pula
mereka dengan kelompok Syamsiyah.
3.al-Kulaziyah atau al-Qomariyah. Karena
keyakinan mereka bahwa Ali tinggal di
dalam bulan.
4.al-Ghaibiyah. Karena keyakinan mereka
yang mengatakan bahwa Allah dulu
nampak kemudian menghilang. Adapun
pada zaman ini maka berada pada
zaman Ghaibiyah. Dan mereka
menetapkan bahwa al-Ghaib adalah
Allah yang tidak lain dia adalah Ali.
Maka jawaban untuk ini semua adalah
firman Allah tabaraka wa ta'ala:
"Alangkah buruknya kata-kata yang
keluar dari mulut mereka; mereka tidak
mengatakan (sesuatu) kecuali dusta".
(QS al-Kahfi: 5).
Dan dalam hal ini tidak ada perbedaan
mencolok antara kelompok-kelompok
pecahan ini dalam pokok aqidah
bathiniyahnya, seperti menuhankan Ali,
penitisan ruh, serta menitisnya tuhan ke
tubuh makhluk. Perbedaan mereka hanya
pada kediaman Ali, sebagian mereka
menjadikan kediamannya di bulan dan
sebagian lain berada di matahari.
Tokoh pembesar kelompok ini:
Yang pertama ialah pendiri kelompok
Nushairiyah ini yaitu Muhammad bin
Nushair an-Numairi. Yang kemudian
diteruskan pimpinan madhzhab ini oleh
Muhammad bin Jundub. Selanjutnya di
pegang oleh al-Husain bin Hamdan al-
Khushaibi yang merupakan syaikh
terbesar, yang pernah ada di kalangan
Nushairiyah.
Pokok aqidah mereka:
Kalau bisa disimpulkan, pokok aqidah
mereka terbagi menjadi beberapa hal,
diantaranya:
1.Menurut keyakinan mereka Ali bin Abi
Thalib adalah tuhan yang sekarang
tinggal di awan. Halilintar adalah
suaranya, sedang kilat adalah tawanya.
Dengan keyakinan seperti ini mereka
mengagungkan awan. Bahkan ada
diantara mereka yang meyakini kalau Ali
sekarang tinggal di bulan atau di
matahari -sebagaimana telah lewat-.
2.Menitisnya arwah yang merupakan
aqidah pokok dikalangan mereka. Maka
orang-orang yang tidak mau menuhankan
Ali, mereka akan dilahirkan kembali
setelah kematiannya, menurut klaim
mereka, dengan rupa onta dan keledai.
Adapun orang yang beriman, yaitu mereka
yang mau menyembah Ali, maka mereka
akan menitis selama tujuh kali kemudian
setelah itu baru mengambil tempat
tinggalnya yang berada diantara bintang-
bintang, sedang orang yang menyimpang
dikalangan mereka maka akan terlahir
kembali sampai dirinya suci atau
terhapus kejelekannya.
3.Mengingkari adanya hari kebangkitan,
hari kiamat, adanya surga dan neraka,
dan pernyataan akan kekalnya dunia,
sebagaimana keyakinan orang-orang
zindik dari kelompok Dahriyah.
Ibadah serta rukun Islam mereka:
Pertama: Syahadatnya mereka adalah
isyarat yang terkumpul pada huruf 'ain,
mim, dan sin. Yang merupakan singkatan
dari nama tiga orang yaitu Ali,
Muhammad, dan Salman. Dan ini lebih
mirip dengan aqidah trinitasnya orang-
orang Nashrani.
Kedua: Sholat lima waktu disisi mereka
adalah ungkapan dari lima nama, yaitu:
Ali, Hasan, Husain, Muhammad dan
Fathimah.
Dan hanya dengan menyebut nama lima
orang ini, menurut mereka, itu sudah
mencukupi dari mandi janabah, wudhu
dan perkara-perkara lain dari syarat-
syarat dan kewajiban sholat.
Ketiga: Zakat, mereka lambangkan
dengan kepribadiannya Salman.
Keempat: Puasa, menurut mereka adalah
menjaga rahasia yang berkaitan dengan
tiga puluh orang laki-laki dikalangan
mereka, yang disamakan dengan hari-hari
Ramadhan, dan tiga puluh wanita, yang
semisal dengan malam-malam
Ramadhan.
Kelima: Jihad disisi mereka adalah
memberi laknat terhadap musuh. Mereka
mengatakan: 'Bahwa dedengkotnya Iblis
itu adalah Umar bin Khatab, kemudian
berikutnya adalah Abu Bakar, lalu Utsman
radhiyallahu 'ajmain…. Dan lain
sebagainya dari keyakinan-keyakinan
sesat mereka.
Kejelekan mereka:
Nushairiyah ini adalah orang-orang yang
menghalalkan khamr dan zina, mereka
mempunyai malam khusus yang mereka
jadikan untuk acara campur baur
bersama laki dan perempuan.
Mereka begitu mengelu-elukan
Abdurahman bin Muljam pembunuh
Amirul mukminin Ali Bin Abi Thalib. Dan
mendo'akannya, karena keyakinan mereka
bahwa hal tersebut sama dengan
mengakhiri masa transisi Ali dari tabiat
manusia menjadi tuhan. Sehingga mereka
menjelekkan orang-orang yang melaknat
Ibnu Muljam tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar