Sabtu, 28 Juni 2014

Dongkrak, Dongkrak, Dongkrak Semangat Amal Ramadhanmu!

bismillah...



أهلا رمضان مرحبان يا شهر الصيام....



Alhamdulillah rasanya senang bisa kembali menyapa Ramadhan. Di awal puasa begini enaknya menyusun agenda yang rapi dan menarik berkait dengan hal apa saja yang ditargetkan selama bulan Ramadhan.



Pada tahun yang lalu seorang Ustadz berbakat Burhan Soddiq menulis di akun facebooknya tentang target membaca Quran serta mengkhatamkannya dalam sebulan. Tips yang ditawarkan cukup ringan karena untuk menyelesaikan satu Quran cukup dengan membaca dua lembar per waktu shalat. Kalau dalam sehari mampu mendapatkan satu juz (one day one juz), maka dalam tiga puluh hari sebanyak tiga puluh juz. Wah, tentunya senang dong kalau puasa dimaksimalkan dengan membaca dan mengkhatamkan al-Quran???



Dua tahun yang lalu saya punya keinginan di dalam bulan puasa bisa dimanfaatkan untuk menghafal Al-Quran pula. Sedikit sulit sih karena tidak dimanage dengan baik. Namun saya punya keyakinan, kalau bersungguh-sungguh tidak ada yang mustahil bagi Allah. Nah timbul pertanyaan, bagaimana cara memaksimalkan hafalan sedangkan target mengkhatamkan Al-Quran juga berjalan? Yups, manfaatkan waktu pagi jelang waktu dhuha. Bisa ditikror (diperlancar) pada malam setelah tarawih.



Nah, sekarang tentang tarawih. sebenarnya ada banyak pandangan tentang waktu pelaksanaan shalat Qiyam al Lail. Ternyata tarawih itu tidak harus setelah isya. Melaksanakan tarawih di sepertiga malam dirasakan lebih nikmat dan menyentuh. Nah, untuk memaksimalkan Tarawih tidak ada salahnya dicoba di sepertiga malam. Dengan itu, tarawih bisa lebih berasa. Tapi, kalaupun misalkan waktu setelah isya itu bisa dimaksimalkan, silahkan tafadhol dhol dhol :-)



Sekarang tentang puasa. Tidak heran banyak orang yang puasa hanya menahan lapar dan haus. Mereka hanya mengugurkan kewajiban tetapi tidak mendapatkan pahala dan berkah dari puasa itu. Bayangkan saja, kalau lisan tidak ditahan untuk berbicara yang ghairu nafi', lagwun, dan penuh dosa maka dengan mudahnya kita melepaskan pahala puasa kita begitu saja. Hummm, sayang lha.! Oleh karena itu tinggalkan ia dan mending gunakan waktu untuk berbicara yang bermanfaat. Demikan pula, sering kita teledor dengan fungsi telinga kita. Ah, kalau tidak cepat sadarkan diri maka telinga biasanya menikmati sesuatu yang diharamkan. Alihkan saja kebiasaan suka mendengar pada hal-hal terpuji. Dengan itu, insya Allah kita mampu menjaga kualitas puasa.



Yang lainnya adalah shalat dhuha dan infak. Dua hal ini adalah sesuatu yang saling membangun. Kalau kita tidak keberatan, bulan ramadhan baik untuk pembiasaan dan pembelajaran shalat dhuha. Bahkan kalau kita tidak punya kemampuan untuk berinfak, maka shalat dhuha sebagai penggantinya. Demikian, rahasia dimudahkan rezeki, yaitu dengan shalat dhuha.



Jadi, bagaimana program Ramadhanmu? Siap untuk mendongkrak amalan? Let's do together...

Minggu, 15 Juni 2014

materi lomba pidato 3

mengapa hari ini tiba-tiba kita berbicara tentang Suriah ?
21 Maret 2012 pukul 8:15

Kaum muslimin yang berbahagia, Ada sebuah negeri bernama Syam. Tentang negeri itu, Nabi kita
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan tentang keutamaannya:
“Pergilah ke Syam, karena ia adalah bumi pilihan Allah, Dia memilih hamba-hamba terbaikNya untuk
ke sana. Jika kalian tidak mau, maka pergilah ke Yaman kalian dan minumlah dari telaga-telaga
kalian. Karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.” (HR. Abu
Dawud, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Dishahihkan oleh al-Albani).
Kemudian dalam kesempatan lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
“Beruntunglah Syam!” Sahabat bertanya: “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Lalu beliau
menjawab: “Karena sungguh malaikat Allah membentangkan sayap-sayapnya kepada negeri
itu.” (Lihat Shahih al-Tirmidzi, 3/254)
Bahkan secara spesifik, Nabi kita yang tercinta itu mendoakan negeri Syam dengan doa yang luar
biasa. Beliau mengatakan:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺷَﺎﻣِﻨَﺎ، ﻭَﻓِﻲ ﻳَﻤَﻨِﻨَﺎ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
“Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami.” (HR. Al-
Bukhari)
Kaum muslimin yang berbahagia! Lalu mengapa hari ini tiba-tiba kita berbicara tentang Suriah?
Karena Suriah adalah bagian dari negeri Syam. Inilah negeri yang dibuka pertama kali oleh Khalifah
Umar bin Khattab. Tidak sedikit sahabat Nabi dan orang-orang shaleh yang berhijrah ke sana, karena
keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan sebelumnya. Dari negeri yang penuh berkah ini lahir
ulama-ulama Islam besar, seperti Imam Nawawi, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim al-
Jauziyah dan Ibnu Katsir.
Dan hari ini, Suriah adalah negara dengan penduduk mayoritas Ahlussunnah wal jamaah, namun
diperintah dan dipimpin oleh Basyar al-Asad, presiden yang berasal dari kelompok minoritas bernama
Nushairiyyah atau Isma’iliyah. Tentang kelompok ini, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
mengatakan:
ﺃﻛﻔﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ، ﺑﻞ ﻭﺃﻛﻔﺮ ﻣﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ ، ﻭﺿﺮﺭﻫﻢ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻦ ﺿﺮﺭ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﺍﻟﻤﺤﺎﺭﺑﻴﻦ ﻣﺜﻞ
ﺍﻟﺘﺘﺎﺭ
“...Jauh lebih kufur daripada Yahudi dan Nasrani. Bahkan lebih kufur dari kebanyakan kaum
musyrikin, dan bahaya mereka jauh lebih besar dari bahaya kaum kafir yang memerangi Islam, seperti
bangsa Tartar...”
Kelompok ini merupakan salah satu sekte penting dalam aliran Syiah, selain kelompok Syiah Rafidhah
yang telah merambah Indonesia dengan mengatasnamakan Ahlul Bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
Kelompok Nushairiyyah ini mulai muncul pada abad ke 3 H. Salah satu keyakinan penting mereka
adalah meyakini bahwa ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah tuhan. Tetapi tidak cukup itu
saja -jamaah sekalian-, Basyar al-Asad yang berkuasa di Suriah itu tidak sekedar berpaham
Nushairiyyah, namun juga seorang komunis-sosialis.
Karena itu, tidak mengherankan jika Rusia dan Cina mendukung kekejamannya dengan memveto
rancangan keputusan PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada Basyar al-Asad. Dan hebatnya, tindakan
Rusia dan Cina itu mendapatkan pujian dari Iran.
Jadi mengapa hari ini tiba-tiba kita berbicara tentang Suriah?
Karena sejak rakyat Suriah menuntut turunnya Basyar al-Asad hingga saat ini saja sekurang-
kurangnya lebih dari 8343 saudara kita di sana telah gugur sebagai syuhada’ –insya Allah- di tangan
manusia keji bernama Basyar al-Asad. Secara terperinci sebagai berikut:
Korban anak-anak: 590 orang. Korban wanita: 442 orang. Korban yang tewas setelah penyiksaan
hebat: 336 orang. Korban dari kalangan militer yang deserse dan mendukung kaum muslimin: 644
orang.
Mereka gugur sebagai martir perjuangan untuk menjatuhkan pemerintahan yang telah sekian lama
menzhalimi mereka. Rezim biadab ini selama bertahun-tahun lamanya melakukan penindasan,
menculik para pemuda, merampas kehormatan para muslimah dan membumihanguskan tempat
tinggal mereka.
Salah seorang petinggi militer bahkan mengatakan:
“Kalian tidak usah berharap anak-anak kalian dapat kembali lagi berkumpul dengan kalian! Jika
kalian ingin punya anak, buatlah bersama istri-istri kalian! Tapi jika kalian tidak mampu, bawa saja
istri-istri kalian kepada kami supaya mereka bisa melahirkan anak lagi!”
Bahkan wanita muslimah di sana berpesan kepada kita semua:
“Jika kalian tidak mampu mengirimkan bantuan untuk menyelamatkan kami, maka kirimkan saja pil-
pil anti hamil kepada kami agar kami tidak perlu mengandung anak dari manusia-manusia keji itu!!”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah! Belum lagi dengan korban yang terluka. Banyak korban terluka
yang tidak mungkin dibawa ke rumah sakit, sehingga mereka harus membuat rumah sakit rahasia
untuk mengobati korban luka dengan perlengkapan medis seadanya. Mengapa? Karena para tentara
Basyar al-Asad tidak pernah ragu untuk menyeret korban terluka itu keluar dari rumah sakit, atau
bahkan langsung membunuhnya di ranjang jika dianggap mendukung revolusi penggulingannya.
Bahkan seorang dokter mengatakan bahwa para dokter yang mengobati korban luka itupun terancam
nyawanya oleh militer keji itu.
Kaum muslimin yang berbahagia! Hari ini, kaum muslimin di Suriah menjadi manusia yang terusir di
negerinya sendiri. Di sebuah kota bernama Himsh, 4 sampai 5 keluarga harus berbagi pengungsian
dalam 1 rumah pasca bombardir yang dilakukan pasukan al-Asad terhadap kota itu. Untuk sekedar
merebahkan badan, mereka harus bergantian tidur di siang dan malam hari karena tidak ada tempat
yang cukup untuk itu.
Mereka kekurangan air. Dan untuk itu mereka hanya mengandalkan air hujan yang turun. Dan dengan
mata kepala mereka sendiri, mereka harus menyaksikan kerabat mereka mati perlahan-lahan karena
kekurangan obat.
Mereka menderita kelaparan. Mereka ketakutan. Seorang dari mereka mengatakan: “Kami hanya bisa
memandangi korban terluka menjemput kematiannya. Yang bisa kami lakukan hanyalah mencoba
menutupi luka itu dengan kain seadanya, dan selanjutnya hanya bisa melihat mereka pelan-pelan
menjemput kematiannya.”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah! Tidak hanya itu yang dilakukan oleh tentara-tentara terkutuk
itu. Mereka juga memaksa rakyat Suriah untuk sujud di atas gambar Sang Presiden bengis itu. Yah,
kita semua tahu bahwa kita tidak dibenarkan sujud kecuali kepada Allah Azza wa Jalla. Bahkan yang
lebih hebat dari itu, para tentara itu memaksa dan menyiksa para pemuda untuk mengucapkan:
“La ilaha illah Basysyar!” alias “Tidak ada tuhan selain Basyar”! La haula wa la quwwata illa billah!
Sungguh sebuah kekejian dan kebejatan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Jamaah sekalian! Kita tidak tahu sandiwara apa yang sedang dimainkan di Suriah. Rusia dan Cina
menggunakan hak vetonya di PBB, lalu Iran memuji sikap itu. Bahkan beberapa kapal perang Iran
telah merapat di pelabuhan Suriah. Iran –sebagaimana juga Amerika- yang beberapa waktu lalu
berkoar-koar mendukung revolusi rakyat di Libia, Mesir dan Yaman; mengapa hari ini mereka justru
mendukung Basyar al-Asad, presiden yang membantai rakyatnya sendiri?
Entahlah. Tapi yang pasti, pemerintah Suriah yang katanya menentang Israel tapi tidak punya senjata
untuk menghantamnya, hari ini ternyata punya begitu banyak senjata untuk membantai rakyatnya
sendiri yang mayoritas Ahlussunnah!
Sama seperti Iran, yang berkoar-koar ingin menghancurkan Israel dan Amerika sejak belasan tahun
lalu, namun hingga kini tak satupun omong besar itu terbukti. Tapi anehnya, mereka mampu
membombardir kaum muslimin di Iraq dan Yaman.
Sebagaimana kita juga bertanya-tanya: mengapa media-media cetak dan elektronik di Indonesia tidak
terlalu tertarik mengangkat isu ini, seperti semangat mereka dulu menayangkan dan memberitakan
revolusi Libia dan Mesir?
Entahlah. Tapi tragedi Suriah akan menyingkap begitu banyak rahasia yang selama ini tersembunyi,
insya Allah!
Allah pasti akan menolong saudara-saudara kita di Suriah. Perlawanan terhadap rezim yang zhalim
itu terus terjadi di sana dan menunjukkan hasil yang menggembirakan, insya Allah. Sebab jika malam
semakin gelap, pertanda tidak lama lagi sinar mentari akan hadir menerangi bumi.
Jika kezhaliman telah mencapai titik kulminasinya, maka itu pertanda ia tidak lama lagi akan hancur.
Begitulah Sunnatullah. Fir’aun, nenek moyang para penguasa zhalim, telah menunjukkan itu, bahkan
diabadikan di dalam al-Qur’an.
Namun pertanyaannya adalah: jika kelak Allah bertanya kepada kita: “Apa yang telah engkau lakukan
untuk mereka?”, bagaimanakah kita akan menjawabnya, hadirin sekalian?
Setidaknya panjatkanlah sebaris doa untuk mereka.
Kaum muslimin yang berbahagia! Tragedi Suriah yang pasti mengajarkan kepada kita bahwa umat
Tauhid ini tidak akan mati. Benih yang ditanam oleh Rasulullah akan selalu hidup, menebarkan aroma
dan pesonanya, menegaskan aqidah dan keyakinannya bahwa: La ilaha illallah, tidak ada tuhan yang
berhak disembah selain Allah.
Hari ini, saudara-saudara kita di Suriah dalam tuntutannya selalu meneriakkan: “Kami tidak akan
ruku’ kecuali pada Allah!”
“Kami kufur kepada Rusia, Cina dan Iran, tapi kami beriman kepada Allah Rabbul ‘alamin!” Sekali lagi,
doakanlah saudara-saudara kita kaum muslimin di sana, di bumi yang penuh berkah, Syam.

materi lomba pidato 2

Keutamaan Tanah Syam
Tentang negeri Syam Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam mengatakan: “Pergilah ke Syam
karena ia adalah bumi pilhan Allah, Dia memilih
hamba-hamba terbaik-Nya untuk kesana. Jika
kalian tidak mau maka pergilah ke Yaman kalian
dan minumlah dari telaga-telaga kalian. Karena
sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam
dan penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban,
dan Al-Hakim; dishahihkan Syaikh Al-Albani).
“Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada
kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada
sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa
terganggu dari orang-orang yang menipu mereka
hingga hari kiamat.” (HR. Tirmizi no. 2351)
“Sesungguhnya kekuatan muslimin pada waktu itu di
Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus
yang paling terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Daud
no. 4300)
Bahkan secara khusus Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam mendoa’kan negeri Syam dengan do’a
yang luar biasa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam
mengatakan: “Ya Allah, berkahilah untuk kami pada
negeri Syam kami dan pada negeri Yaman
kami.” (HR. Al-Bukhari).
Imam Izz bin Abdussalam berkata, “Sesungguhnya
kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar
pasukannya yang berani di negeri Syam.” (Targhib
Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)
Suriah adalah bagian dari negeri Syam. Inilah negeri
yang dibuka pertama kali oleh khalifah ‘Umar bin
Khaththab Radhiyallahu ‘anhu . Tidak sedikit sahabat
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang
shalih yang berhijrah kesana karena keutamaan-
keutamaan negeri Syam. Dari negeri yang penuh
berkah ini lahir ulama-ulama Islam besar, seperti:
Imam Nawawi rahimahullah , Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah rahimahullah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
rahimahullah , Ibnu Katsir rahimahullah , dan yang
lainnya.
Dalam salah satu muhadharah Syaikh Nabil al-
Awadhi al-Kuwaity ditanya, “Ada apa dengan
Suriah?”
Maka dijawab, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Barang siapa yang tidak peduli dengan
urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan
kaum muslimin.” (HR. Muslim).
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah
bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara
satu dengan lainnya.” (HR. Al-Bukhari).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal
kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu
anggota badan merintih kesakitan maka sekujur
badan akan merasakan panas dan demam.” (HR.
Muslim No. 2586).
Karena kita semua muslim Alhamdulillah, karena kita
beriman kepada Allah Ta’ala. Karena Qur’an kita
satu, Tuhan kita satu, syariat kita satu, tidak ada
sekat dan pembatas yang menghalangi kita. Bukan
karena nasionalisme dan kolonialisme yang telah
memisahkan kita. Semua itu akan menjadi sampah
sejarah dan umat ini akan kembali menjadi umat
yang satu sebagaimana yang telah dijanjikan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu kenapa mesti Suriah? Karena Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menguraikan
keutamaannya, tidakkah kalian dengar hadits
tentang akhir zaman?
Berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Akan ada nanti tentara yang berjuang di Syam,
tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang
berjuang di Yaman.” Rasulullah ditanya,
“Kemanakah saya harus bergabung? “.. Pergilah ke
Syam.” (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lain: “.. Sesungguhnya malaikat
membentangkan sayapnya di negeri
tersebut.” (Shahih Tirmidzi).
Segala keberkahan ada di negeri tersebut, inilah
Syam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya saya melihat seakan-akan tonggak
al-Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka,
aku mengikutinya dengan pandanganku. Tiba-tiba
terdapat cahaya terang-benderang yang mengarah
menuju Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman,
apabila telah terjadi beragam fitnah, berada di
Syam.” [HR. Ahmad No. 21781, Shahihut-Targhib
wat-Tarhib, no. 3092].
Syam, kita biasa melihat seperti negeri lain pada
umumnya. Negeri kaum muslimin yang tentram,
negeri yang biasa-biasa saja. Sekarang lihatlah
revolusi yang terjadi disana, Allah Ta’ala
menyiapkannya untuk hal lain, perhatikanlah slogan-
slogan mereka: “Kami hanya memiliki-Mu ya Allah,
kami hanya memiliki-Mu. Seluruh dunia
meninggalkan mereka, semua meninggalkan..
Sehingga mereka sadar bahwa tidak ada
kemenangan kecuali dari Allah, slogan mereka :
“ Hasbunallah wa ni’mal wakiil.. Cukuplah Allah
bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong.”
Negeri mereka akan berubah kearah kebaikan yang
akan diberikan Allah. Allah Ta’ala menginginkan
kebaikan untuk umat ini, penundaan kemenangan..
saya memandangnya sebagai kebaikan. Kebaikan
untuk umat ini, kita tidak mengetahui apa yang Allah
persiapkan untuk negeri ini. Setiap tetes darah akan
memberkahi negeri ini, semakin menyuburkan
tanahnya.
Allah Subhanahu wa ta ‘ala berfirman, “Janganlah
kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya
dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169).
Revolusi di Libya, Tunisia, Mesir dan Yaman adalah
revolusi yang berkah, tapi sifatnya perjuangan lokal.
Tetapi yang terjadi di Suriah berada ditangan umat
bersama, era baru untuk umat ini. Memang benar,
apa yang terjadi di negeri-negeri tersebut adalah
babak baru untuk umat ini. Tapi yang terjadi di
Suriah adalah babak yang berbeda.
Pertama , ini adalah peperangan untuk eksistensi
umat ini, dan dengan izin Allah kita akan menjadi
umat yang eksis kembali.
Kedua , akibat tragedi Suriah.. dan saya ingatkan
kalian kalimat ini, akan ada perubahan besar
menunggu umat ini. Imbas kemenangan Suriah dan
kebangkitan umat.. sekali lagi di Suriah, dan
kejayaan umat akan kembali di Suriah.. perubahan
besar akan terjadi. Dominasi kekuatan akan berubah,
dan semua kejahatan super power akan berakhir.
Rencana besar yang diinginkan musuh untuk umat
ini akan diberantas, dengan izin Allah. Ini jawaban
pada mereka yang bertanya “Kenapa mesti Suriah?”
mereka tidak memahami bahwa Suriah akan
mengubah sejarah umat atas izin-Nya.
Syam berdasarkan sejarah adalah negeri yang terdiri
dari beberapa negara saat ini, yaitu : Suriah,
Palestina, Yordania dan Libanon. Jadi yang
dimaksud negeri Syam dalam literatur sejarah Islam
adalah wilayah dalam empat negara ini, dan
Damaskus adalah ibukotanya. Tapi sayang wilayah
ini sekarang telah terpecah menjadi empat negara
sebagai dampak dari imprealisme barat di masa
lalu.
Negri Syam pada umumnya diberkahi oleh Allah
Azza wa Jalla, terbukti banyak dari kalangan para
Nabi ‘Alaihimussalaam yang lahir dan tinggal di
sana. Tanahnya yang subur dengan berbagai hasil
buminya terutama zaitun hingga sekarang terasa.
Termasuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam , telah diperjalankan oleh Allah ke sana
(Baitul Maqdis) sebelum menuju sidratul muntaha;
sebagaimana dalam kisah isra’ mi’raj yang
masyhur. Dalam salah satu ayat dinyatakan yang
maknanya “…..yang kami berkahi di
sekelilingnya…” (QS, Al-Isra’: 1 ).
Para mufassirin menyatakan tentang negri Syam
pada umumnya dan mengenai kota Al-Quds di
Palestina khususnya bahwa Allah menjadikan di
sekelilinganya barakah bagi penduduknya dalam
kehidupan, perbekalan, pertanian dan cocok tanam .
Di sekelilingnya banyak pohon dan sungai serta
kesuburan tanah yang terus menerus .
Sementara dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam pernah menyatakan: “Ya Allah berkahilah
kami yang ada di kota Madinah, berkahilah dalam
takaran kami (sha’ dan mud), berkahilah Yaman dan
Syam kami. Kemudian beliau menghadap kearah
matahari lalu bersabda: Dari sini muncul tanduk
setan, dari sini terdapat goncangan dan fitnah. (HR.
Ahmad dan Al-Bukhari) ”
Bahkan hingga akhir zaman pun terdapat nash
berupa hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
yang menyatakan bahwa Nabi Isa Alaihissalam akan
Allah turunkan pada akhir zaman di manaar al-
baidha’ di Damaskus dan manusia dibangkitkan dan
dikumpulkan di bumi Syam .

materi pidato anak2 pondok

Kebiadaban rezim Ba'ts di Suriah
sesungguhnya juga dilatar belakangi oleh
faktor ideologi dan agama. Dalam hal ini,
Partai Ba'ts telah didominasi oleh
kelompok Syi'ah Nushairiyah sejak era
Hafizh Al-Assad.
Syi'ah Nushairiyah adalah paham yang
mengikuti Muhammad bin Nushair an-
Numairi, dan dinamakan Nushairiyah
dengan nama ini penisbatan padanya.
Mereka adalah kelompok Syi'ah yang
paling ekstrim. Dimana mereka sampai
pada tingkatan menuhankan Ali bin Abi
Thalib, dan kelompok ini telah keluar dari
pemahaman dua belas imam yang
diyakini oleh Rafidhah.
Tatkala al-Hasan al-Askari meninggal
yang diklaim oleh kalangan Rafidhah
sebagai imamnya yang ke sebelas, maka
berkumpul orang-orang yang berhaluan
keras dari kelompok yang menisbatkan
dirinya pada Rafidhah, lantas mereka
membikin berita dusta kalau imamnya ini
mempunyai seorang anak yang
bersembunyi di bangunan bawah tanah
didalam rumahnya Samara, yang kelak
akan keluar sebagai imam setelahnya.
Kemudian sekelompok orang Syi'ah, yang
tiap orangnya mengklaim bahwa imam ini
yang sembunyi dibangunan bawah tanah,
menurut keyakinan mereka, akan menjadi
perantara dengan Syi'ah.
Dan diantara salah satu yang berada
dalam kelompok ekstrim ini adalah
Muhammad bin Nushair yang dinamakan
pengikut setelahnya dengan Nushairiyah,
penisbatan padanya. Maka semenjak itu
awal perkembangan mereka.
Nama-nama lain kelompok ini:
Pada awal perkembangannya mereka
menamakan dirinya dengan Numairiyah,
selanjutnya mereka mengganti dan
menamakan dirinya Nushairiyah, yaitu
semenjak ditinggal mati oleh syaikh
pertamanya mereka. Dan mereka juga
menamakan dirinya dengan orang-orang
yang beriman. Sedang disaat Prancis
menjajah negeri Syam, pada kurun itu
mereka menamakan dirinya dengan
Alawiyin.
Markas dan tempatnya:
Sekarang Nushairiyah bertempat di
pegunungan Ladzaqiyah dan sekitarnya,
Homs di Suriah, Iskandariyah, Thurtus,
Adnah atau Athanah, masuk dalam
kawasan Turki sekarang ini, dan di
Kurdistan serta negeri-negeri lainnya.
Sempalan mereka:
Golongan Nushairiyah terbagi menjadi
empat kelompok:
1.Al-Haidariyah. Nisbat kepada Haidar
salah satu julukan Ali bin Abi Thalib.
2.asy-Syimaliyah. Diambil dari keyakinan
mereka yang mengatakan kalau Ali
tinggal di matahari. Di namakan pula
mereka dengan kelompok Syamsiyah.
3.al-Kulaziyah atau al-Qomariyah. Karena
keyakinan mereka bahwa Ali tinggal di
dalam bulan.
4.al-Ghaibiyah. Karena keyakinan mereka
yang mengatakan bahwa Allah dulu
nampak kemudian menghilang. Adapun
pada zaman ini maka berada pada
zaman Ghaibiyah. Dan mereka
menetapkan bahwa al-Ghaib adalah
Allah yang tidak lain dia adalah Ali.
Maka jawaban untuk ini semua adalah
firman Allah tabaraka wa ta'ala:
"Alangkah buruknya kata-kata yang
keluar dari mulut mereka; mereka tidak
mengatakan (sesuatu) kecuali dusta".
(QS al-Kahfi: 5).
Dan dalam hal ini tidak ada perbedaan
mencolok antara kelompok-kelompok
pecahan ini dalam pokok aqidah
bathiniyahnya, seperti menuhankan Ali,
penitisan ruh, serta menitisnya tuhan ke
tubuh makhluk. Perbedaan mereka hanya
pada kediaman Ali, sebagian mereka
menjadikan kediamannya di bulan dan
sebagian lain berada di matahari.
Tokoh pembesar kelompok ini:
Yang pertama ialah pendiri kelompok
Nushairiyah ini yaitu Muhammad bin
Nushair an-Numairi. Yang kemudian
diteruskan pimpinan madhzhab ini oleh
Muhammad bin Jundub. Selanjutnya di
pegang oleh al-Husain bin Hamdan al-
Khushaibi yang merupakan syaikh
terbesar, yang pernah ada di kalangan
Nushairiyah.
Pokok aqidah mereka:
Kalau bisa disimpulkan, pokok aqidah
mereka terbagi menjadi beberapa hal,
diantaranya:
1.Menurut keyakinan mereka Ali bin Abi
Thalib adalah tuhan yang sekarang
tinggal di awan. Halilintar adalah
suaranya, sedang kilat adalah tawanya.
Dengan keyakinan seperti ini mereka
mengagungkan awan. Bahkan ada
diantara mereka yang meyakini kalau Ali
sekarang tinggal di bulan atau di
matahari -sebagaimana telah lewat-.
2.Menitisnya arwah yang merupakan
aqidah pokok dikalangan mereka. Maka
orang-orang yang tidak mau menuhankan
Ali, mereka akan dilahirkan kembali
setelah kematiannya, menurut klaim
mereka, dengan rupa onta dan keledai.
Adapun orang yang beriman, yaitu mereka
yang mau menyembah Ali, maka mereka
akan menitis selama tujuh kali kemudian
setelah itu baru mengambil tempat
tinggalnya yang berada diantara bintang-
bintang, sedang orang yang menyimpang
dikalangan mereka maka akan terlahir
kembali sampai dirinya suci atau
terhapus kejelekannya.
3.Mengingkari adanya hari kebangkitan,
hari kiamat, adanya surga dan neraka,
dan pernyataan akan kekalnya dunia,
sebagaimana keyakinan orang-orang
zindik dari kelompok Dahriyah.
Ibadah serta rukun Islam mereka:
Pertama: Syahadatnya mereka adalah
isyarat yang terkumpul pada huruf 'ain,
mim, dan sin. Yang merupakan singkatan
dari nama tiga orang yaitu Ali,
Muhammad, dan Salman. Dan ini lebih
mirip dengan aqidah trinitasnya orang-
orang Nashrani.
Kedua: Sholat lima waktu disisi mereka
adalah ungkapan dari lima nama, yaitu:
Ali, Hasan, Husain, Muhammad dan
Fathimah.
Dan hanya dengan menyebut nama lima
orang ini, menurut mereka, itu sudah
mencukupi dari mandi janabah, wudhu
dan perkara-perkara lain dari syarat-
syarat dan kewajiban sholat.
Ketiga: Zakat, mereka lambangkan
dengan kepribadiannya Salman.
Keempat: Puasa, menurut mereka adalah
menjaga rahasia yang berkaitan dengan
tiga puluh orang laki-laki dikalangan
mereka, yang disamakan dengan hari-hari
Ramadhan, dan tiga puluh wanita, yang
semisal dengan malam-malam
Ramadhan.
Kelima: Jihad disisi mereka adalah
memberi laknat terhadap musuh. Mereka
mengatakan: 'Bahwa dedengkotnya Iblis
itu adalah Umar bin Khatab, kemudian
berikutnya adalah Abu Bakar, lalu Utsman
radhiyallahu 'ajmain…. Dan lain
sebagainya dari keyakinan-keyakinan
sesat mereka.
Kejelekan mereka:
Nushairiyah ini adalah orang-orang yang
menghalalkan khamr dan zina, mereka
mempunyai malam khusus yang mereka
jadikan untuk acara campur baur
bersama laki dan perempuan.
Mereka begitu mengelu-elukan
Abdurahman bin Muljam pembunuh
Amirul mukminin Ali Bin Abi Thalib. Dan
mendo'akannya, karena keyakinan mereka
bahwa hal tersebut sama dengan
mengakhiri masa transisi Ali dari tabiat
manusia menjadi tuhan. Sehingga mereka
menjelekkan orang-orang yang melaknat
Ibnu Muljam tersebut.