Selasa, 16 September 2014

Materi Nahwu tentang Fiil kelas 1 SMA

pekan yang lalu kita sudah membahas tentang isim yang kemudian dibagi dalam sembilan macam. Pada pertemuan ini kita akan membahas tentang fiil atau yang kita kenal dengan kata kerja. 1. Pengertian Fiil Fiil adalah kata yang dikhususkan untuk kata kerja. sebagaimana yang kita ketahui, bahwa al-kalimah dibagi menjadi tiga. Nah, salah satunya adalah fiil itu sendiri. 2. Pembagian Fiil pada umumnya kita membagi fiil itu ke dalam fiil madhi, mudhori', dan amer. Ini tentu berbeda dengan pembagian fiil dalam pembahasan ilmu shorof. Fiil dalam ilmu shorof dibagi ke dalam fiil shohih, naqish, ajwaf, lafif dll. Namun, untuk mengerucutkan pembahasan, kita hanya membahas tiga jenis fiil yang pertama. 2.1. Fiil Madhi Fiil madhi adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang sudah lampau atau berlalu. pada umumnya fiil madhi terdiri dari tiga huruf (ف ع ل ) yang kemudian pengembangannya dalam ilmu shorof, yang kemudian dapat berupa tsulatsi mazid atau yang lainnya. 2.2. Fiil Mudhori' Fiil mudhori adalah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang atau akan dilaksanakan. bentuk fiil mudhori umumnya berupa (ي ف ع ل ). Adapun apabila suatu pekerjaan itu akan segera dilaksanakan tinggal ditambahkan س di depan fiil mudhari, dan apabila fiil itu akan dilaksanan dalam waktu yang lama (bulan depan, pekan depan, tahun depan dll) maka menggunakan سوف. 2.3. Fiil Amer Fiil amer adalah kata yang berfungsi untuk memerintah atau sebagai kata perintah. Fiil amer ini sangat bergantung pada bentuk wazan fiil itu. Jadi, sangat menuntut penguasaan ilmu shorof lagi.

Minggu, 17 Agustus 2014

Cerpen: Kelas si Hamsi

by Indra Hidayat Pagi itu ketika sinar matahari hendak masuk ke ruangan belajar, rupanya Hamsi sudah hadir lebih awal. Tampak mukanya beringisan bercampur senang karena baru saja berhasil mengerjai kakaknya di rumah. Sebagai salah seorang mahasiswa di perguruan tinggi swasta STKIP Yapis Dompu, ia berkuliah seperti teman-teman lainnya. Namun kadang ulah jahilnya kerap membuat seisi kelas menjadi gaduh dan riuh dan tidak jarang pula dosen dan mahasiswa kesal dan jengkel dibuatnya. Sebagaimana diinformasikan oleh ketua tingkat sebelumnya, hari itu akan ada mahasiswa pindahan dari pulau Jawa. Pembicaraan mahasiswa pindahan itu sudah ramai dibicarakan karena ketampanannya. Para gadis di kelas sibuk menggosipkan tentangnya meskipun mereka belum melihatnya langsung. Disebabkan oleh ulah gadis-gadis di kelas yang berlebihan, Hamsi cenderung mengomentari sebagai tanda protes. Ya, hal yang wajar saja karena dengan itu popularitasnnya sebagai raja usil dan jahil akan tersisihkan oleh gosip baru. Di luar sangkaan Hamsi, mahasiswa baru itu benar-benar datang lebih awal setelahnya. Namun bagaimanapun ulah Hamsi tidak akan pernah tertinggal meskipun hanya sebatas pemanasan. Dia mulai berlagak akrab dengan mahasiswa itu meskipun belum diketahui olehnya siapa nama mahasiswa yang menjadi korban gosip itu. “Hhh..Hay... Aku Hamsi! Aku mahasiswa jurusan Sastra di sini. Kamu siapa?” lagak Hamsi yang sedang sok kenal sok dekat. “Hay juga! Aku Dicky pindahan dari Fakultas Sastra Undip. Yah, ke sini atas permintaan ortu kok.” jawab Dicky tidak mau kalah. “Oo, keren ya anak Undip. Hehehe...” celetus Hamsi disertai tawa kecil. “Tidak juga. Biasa aja lagi, Bro!” sela Dicky sedikit merendah. “Eh, kamu tahu tidak di sini dosennya banyak yang galak. Apalagi dosen mata kuliah Kajian Puisi itu. Ih, seram sekali deh pokoknya!” gaya Hamsi mulai menakut-nakuti. “Aku tahu!” tanggapan Dicky santai. “Apalagi kalau masuk ke kelas kita, matanya diplototin sampai mau keluar. Sudah begitu, suaranya kayak suara raja hutan. Sebalin deh!” lagi-lagi Hamsi berpersuasi. “Aku tahu kok!” jawab Dicky masih ringan. “Apalagi kalau lagi ujian, mahasiswa pada geram semua karena kita tidak boleh ngapa-ngapain. Ya, diatur begini lah, begitu lah, ke sana lah, ke sini lah. Pokoknya kita kayak robot aja yang semaunya dipencet remotnya sampai lemot!” persuasi Hamsi sambil berapi-api. “Aku tahu kok!” tanggap Dicky yang masih saja datar. “Ngomong-ngomong, kok kamu tahu semua, emang kamu dari mana?” Hamsi bertanya penasaran. “Aku ‘kan anaknya!” jawab Dicky santai. “Hah? Masak iya?” tanya Hamsi tidak percaya. “Santai aja, Bro. Emang Bapakku itu yang menyuruhku pindah ke sini.” Jawab Dicky tidak mau memperlihatkan kemarahan. “Sorry, ya! Hehehe, aku hanya bercanda kok!” tanggap Hamsi menutupi rasa malu. Hari itu menjadi tamparan hebat buat Hamsi. Seumur-umur berada di kampus itu, Dicky lah yang menjadi penangkal kejahilannya. Entah karena bapaknya telah memberi tahu sebelumnya perihal Hamsi di kelas barunya, atau karena ia punya selera yang sebelas dua belas dengannya. Satu bulan berlalu, ujian tengah semester tiga pun tiba, sudah menjadi menjadi jurus andalan Hamsi yaitu contekan yang disimpannnya di tempat-tempat ajib. Tidak ketinggalan di sela kaos kaki dan sepatunya. Maka mengetahui itu, Dicky yang mulai terbiasa mengerjainya membuat ulah buat Hamsi. “ehm, ehm...” Dicky mulai beraksi. “Kenapa Dicky, tak ada minyak tak ada lendir, kok batuk-batuk?” Hamsi menutupi ketegangan. “Anu, di sepatuku ada yang timbul-timbul dan kelipat-lipat begitu!” Dicky mulai mengerjainya. “Astaga naga!” Hamsi berlagak kaget. “Astaga kodok.” Dicky tidak mau kalah. “Lho, kok tanggapannya begitu?” “Hamsi, Hamsi. Kamu juga lucu. Ngapain juga kamu ngatain aku naga? Yang benar ‘kan astagfirullahal azhiim.” “Ah, ada-ada aja kamu Dicky. Biasa kok orang katakan begitu.” “Hati-hati lho membiasakan sesuatu yang tidak dibiasakan!” sindir Dicky pelan. “Udah, ah! Aku mau lanjut lagi!” “Yayaya. Jangan nyontek lho Hamsi. Ntar kalau ketahuan bahaya!” “Nggak. Aku udah belajar kok!” “Hehehe, hanya nasehat lho, Hamsi!” “Iya iya!” Demikian cara Hamsi menutupi kebiasaan buruknya selama ujian. Setelah ujian tengah semester berlangsung, maka mahasiswa belajar kembali seperti biasanya. Kali ini dosen mata kuliah Sejarah Sastra ibu Nining lah yang menjadi sasaran kejahilan Hamsi. Mula-mula Ibu Nining duduk dan mulai menerangkan kembali materi kuliah tentang beberapa tokoh sastra tersohor pada masa lampau. Namun di pojok ruangan, Hamsi malah sibuk melempar-melempar Dicky dengan bola-bola kertas. Melihat ulahnya itu, Ibu dosen memberikan teguran sekaligus pertanyaan kepadanya. "Hamsi, jangan main-main kamu!" ungkap ibu Nining dengan suara sedikit disentak dan setengah centil. "Iya, Bu. Maaf." "Sekarang kamu jawab pertanyaan saya! Kamu kenal siapa itu Hamka?" pertanyaan Dosen bertambah centil. "Tidak lah, Bu!" menjawab sembari tertawa geli seakan merasa dosen sedang pamer mantan pacarnya. "Terus, Sutan Takdir kamu tahu?" Kembali Hamsi berbicara dalam hati "Ah, ibu mentang-mentang punya banyak pacar malah pamer sih!" "Hamsi!" Kembali ibu dosen memanggilnya. "Iya, Bu. Saya tidak tahu!" "Terus Marah Rusli juga kamu tidak kenal?" "Ah, ibu nanya yang aneh-aneh. Coba sekarang saya nanya Ibu. Ibu kenal Rika Putri Ainda tidak?" celetus Hamsi bertanya menguji. "Tidak!" "Terus, si Dina Madinah kenal tidak?" "Tidak juga!" "Terus, si Eka Puspita kenal tidak?" "Juga tidak! Emang mereka siapa?" "Aduh, Ibu Dosen. Kita kan punya kenalan masing-masing...., Bu!" "Hah? Maksud kamu apa?" tanya Dosen kaget. "Ah saya jengkel ibu pamer mantan pacar aja dari tadi!" "Busyet! Itu nama tokoh-tokoh sastra Indonesia, Hamsi!" Ibu Dosen menunjukkan geramnya. "Ops, gitu ya? Sorry, Bu!" Hamsi berlagak norak dan serba salah. Maka seketika ruangan berubah gaduh dan pecah oleh teriakan dan sorakan. "Sudah, sudah, sudah!" Dosen Sejarah Sastra itu menenangkan ruangan. Tepat setelah proses perkuliahan selesai, maka Dicky mendekati Hamsi untuk sekedar mengingatkan. Kebodohan dan usilnya itu mengganggu banyak orang. Yah, entah kebodohan itu memang direncanakan atau memang karena daya tangkapnya yang lemah. Dicky pun sudah mengetahui akan banyaknya mata kuliah yang Hamsi tidak lulus. Oleh karena Itu bisa saja dosen merasa geram padanya atau memang ia tak pantas untuk diluluskan karena loadingnya yang super lelet. Akan tetapi, lagak Hamsi seakan tak mau mendengarkan nasihat Dicky. Didengarkannya masukan itu hanya sambil lalu saja seakan tak penting baginya. "Hamsi, sebelum semuanya terlambat lho! Kamu akan rugi kalau tidak segera merubah sikap dan kemampuan berpikirmu." ungkap Dicky menasehati. "Iya, iya! Terima kasih guru yang bijaksana!" "Waduh, kamu kayak gini kapan seriusnya? Kamu tidak malu ditertawai seperti itu?" "Ada saatnya untuk saya menyadari itu teman!" "Ya, terserah kamu lah! Malas juga aku lihat bagaimana kamu menanggapinya!" Dicky lantas meninggalkan Hamsi dengan sedikit kecewa. Benar rupanya apa yang dipesankan teman-temannya. Selagi Hamsi tidak merubah sikapnya itu, maka bisa saja jumlah dosen yang tidak senang kepadanya terus bertambah. Hingga waktunya dosen kajian puisi yang paling dibencinya pun masuk di ruangan mereka. Lagak Hamsi hari itu polos dan belum ada tanda usilnya. Hal yang wajar tentunya karena bapaknya Dicky itu adalah orang yang paling ditakuti sekaligus dibencinya di kampus. Namun meski suasana kelas datar dan tidak mencolok, rupanya tidak membuat ekspresi wajah dan intonasi suara Pak Dosen menjadi tenang dan lembut. Maka, tegas dan pasti dosen mengumumkan kepada para mahasiswa. "Sebelum proses kuliah dimulai, yang bawa hape matikan!" Spontan Hamsi menanggapinya serius. Seakan hal yang luar biasa untuknya. "Sekali lagi, yang bawa hape matikan!" penegasannya dengan sentakan luar biasa. Maka spontan Hamsi terbangun dari tempat duduknya dan hendak lari keluar kelas. "Busyet! Tidak, tidak, tidak!" teriak Hamsi agak ketakutan. "Hei, stop! Kenapa kamu seperti cacing kepanasan begini?" tanya dosen penasaran. "Mohon ampun, Pak. Saya mengaku banyak salah sama Bapak, sama teman-teman juga! Saya juga sebenarnya belum pantas lulus sekolah, karena saya tidak mengerti apa-apa! Selama ujian, saya hanya mengandalkan jawaban dari orang-orang, Pak. Saya mohon ampun!" "Kamu ngomong apa?" Dosen kebingungan. "Saya mengerti Bapak tidak senang sama saya, Pak. Tapi saya mohon jangan bunuh saya, Pak. Sekali lagi saya mohon!" "Lha ngapain juga saya harus membunuh kamu? Kamu siapa?" Hamsi terdiam, teman-temannya pun terdiam. "Ttt.. tadi.. Bbbb.. Bapak bbb.. bilang kepada teman-teman, ssssa..yya akan ddd..dibunuh kk..karena kkk.. kktahuan mm.. main hape ddd.. di kelas, Pak!" "Kapan saya bilang?" bertanya dengan sedikit ditekan. "Tt..tadi Bapak bb..bilang yang bb..bawa hh..hape matikan. Bapak bb..berarti mm..menyuruh tt..teman-teman bb..bunuh saya, Pak!" Mendengar penjelasan itu, ruangan berubah riuh dan ramai. Merasa perlu mengarahkan Hamsi, dosen menenangkan ruangan dan mulai berkomentar untuknya. "Sudah, sudah, sudah! Dengar kamu. Kemungkinan semester ini juga banyak mata kuliahmu yang tidak lulus karena kebodohanmu. Sebaiknya kamu segera rubah diri dan minta bimbingan teman-temanmu. Kalau kamu mau rubah diri dan rubah sikap, saya masih punya kesempatan untukmu supaya bisa lulus. Jangan hanya bangga dengan usil dan lagak bodohmu. Mohon maaf kalau nasehat saya menyakitkan!" "Iya, Pak. Saya akan mendengarkannya! “lagipula, kalimat saya tadi cukup bisa dipahami kok. Masak iya kamu artikan yang lain. Hapemu yang dimatikan bukan kamu. Paham?” “Iya, Pak. Saya mohon maaf.” “Ya, sudah. Mulai sekarang kamu harus bongkar semua kebiasaan burukmu. Rajin belajar dan bertanya untuk memperbaiki kekuranganmu!” “Iya, Pak. Saya berjanji akan ingat kata-kata Bapak.” Suasana ruangan berubah hening. Karena terenyuh, Hamsi meneteskan air mata karena malu dan haru. Malu mengakui kekurangan dan kebodohannya, dan haru karena dosen yang paling dibencinya mampu menghadirkan kekuatan untuknya. Spontan saja ia meraih tangan pak dosen dan menciumnya. Melihat itu, teman-teman mahasiswa ikut hanyut terbawa suasana. Bahkan tidak berat mereka menyumbangkan aplous tanda bangga kepadanya. Tiga tahun kemudian, akhirnya ia diwisuda satu tahun lebih lambat dari teman-teman sekelas karena banyak mata kuliah yang mesti diulanginya. Namun rupanya pengulangan itu menjadi hal positif karena banyak dosen yang kagum akan perubahan sikap dan kemampuan Hamsi. Dengan indeks prestasi 3.52 ia mampu menjadi salah seorang mahasiswa yang cumlaude di kampus itu. “Inilah persembahan untuk orang tuaku, dosen-dosenku, sahabat-sahabatku yang selama ini tidak berhenti mendorongku untuk menjadi lebih baik. Di kelas itu, kelas si Hamsi, kami menyapa dunia, kami bisa membuktikan untuk menjadi agen of change.......” Demikian akhir kata Hamsi saat pidato persembahan wisudawan.

Senin, 14 Juli 2014

Cerpen Nenek Penjual Kayangan part III

"Innalillahi wainna ilaihi rojiun..." seru pemuda dengan nada sedih.
"Saya benar-benar tidak berfirasat akan terjadi sesuatu. Saya benar-benar merasa mereka sedang asyik berjualan di sekitar pelabuhan. Hingga tengah malam tiba, saya meringankan hati untuk bangun shalat walau beberapa rakaat. Ketika melewati dapur, barulah teringat bahwa hape tertinggal di sana. Akhirnya hape saya ambil dan iseng untuk memencet-mencet. Rupanya banyak sekali panggilan tak terjawab. Cemas mulai hadir, karena Minahlah yang rupanya menelepon. Kemudian SMS itu saya buka dan membaca meski tidak begitu lancar. Kecemasan itu semakin menjadi. Kemana perginya kedua anakku dan mengapa tiba-tiba memohon maaf dengan lembutnya? Namun salat sunnah tetap dilanjutkan seraya bermunajat kepada Allah untuk diberikan petunjuk. " Nenek mengusap matanya yang berkaca mengenang peristiwa itu.
"Rupanya kegelisahan saya terjawab dua jam setelah itu. Sekitar pukul empat pagi, seorang teman seperjuangan Saleh yang biasa dipanggilnya Amin datang ke rumah untuk mengabarkan kejadian serta bercerita serinci-rincinya. Kabar itu bak badai besar yang melanda keyakinan saya. Saya sempat berbicara tidak karuan tanda tak sadar. Namun Aminlah yang menolong dan menguatkan saya. Maka ketika saya mulai sadar kembali, barulah saya menangis sejadi-jadinya. Bisa saja tidak banyak orang yang mendengar tamgisan itu karena rumah di sana jarang adanya. Sementara dua cucu saya tertidur pulas. Ah..... ini seperti mimpi buruk cucuku...."
"Lalu apa tindakan pihak kapal, Nek?" Si pemuda kembali bertanya.
"Pagi-pagi jasad Saleh dan Minah dicari. Syukur mereka ditemukan meskipun sudah tak bernyawa. Setidaknya itu menutupi rasa kehilangan saya. Sementara anak mereka tidak mengerti apa yang sedang menimpa keluarganya. Hanya pandangan kosong yg terpancar, serta hati yang membeku...." suara pelan nenek menutup cerita.
"Astagfirullah... Ampuni hamba ya Allah. Hamba yang tak pandai bersyukur." Pemuda bertengadah seraya menghayati musibah yang dialami si nenek.

"Tenang, Nak. Saya di sini masih kuat. Saya tak mau menyia-nyiakan amanat yang Allah titipkan. Saya yakin ada hikmah di balik semua ini. "
"Tapi setelah Nenek bercerita seperti ini pun, saya tidak akan menyia-nyiakan amanat untuk saya. Mulai hari ini nenek menjadi amanat bagi saya!"
"Maksudnya apa, Nak?"
" Nenek tak usah khawatir, saya akan berusaha memperhatikan Nenek sekuat tenaga saya. Hari ini mungkin saya belum bisa membawa Nenek tinggal dengan saya. Namun di dompet saya ini ada beberapa ratusan uang. Saya berharap Nenek tidak keberatan untuk menerimanya"
"Tapi, Nenek masih kuat. Insya Allah nenek mampu mengurus kedua cucu nenek juga."
" Jangan menolak, Nek. Ini adalah kesempatan beramal saya. Beberapa waktu lagi, insya Allah saya ke sini lagi. Saya akan cari nenek sampai dapat, sekuat tenaga saya."
"Tapi, tapi... saya malu, Nak. Anakda itu orang baru saya kenal. tak mungkin saya begitu lancang kepada kamu."
"Ah, ini cara Allah menolong Nenek. Terimalah."
Si nenek kemudian menunduk menangis haru. Hari ini bisa saja menjadi hari paling bahagianya setelah lama diselimuti kepedihan yang berkepanjangan. Sementara si pemuda berjanji apabila ia datang akan menjemput Nenek beserta cucunya untuk tinggal bersamanya.
Lalu, siapa sebenarnya pemuda itu dan dari mana datanya?

bersambung...

Sabtu, 28 Juni 2014

Dongkrak, Dongkrak, Dongkrak Semangat Amal Ramadhanmu!

bismillah...



أهلا رمضان مرحبان يا شهر الصيام....



Alhamdulillah rasanya senang bisa kembali menyapa Ramadhan. Di awal puasa begini enaknya menyusun agenda yang rapi dan menarik berkait dengan hal apa saja yang ditargetkan selama bulan Ramadhan.



Pada tahun yang lalu seorang Ustadz berbakat Burhan Soddiq menulis di akun facebooknya tentang target membaca Quran serta mengkhatamkannya dalam sebulan. Tips yang ditawarkan cukup ringan karena untuk menyelesaikan satu Quran cukup dengan membaca dua lembar per waktu shalat. Kalau dalam sehari mampu mendapatkan satu juz (one day one juz), maka dalam tiga puluh hari sebanyak tiga puluh juz. Wah, tentunya senang dong kalau puasa dimaksimalkan dengan membaca dan mengkhatamkan al-Quran???



Dua tahun yang lalu saya punya keinginan di dalam bulan puasa bisa dimanfaatkan untuk menghafal Al-Quran pula. Sedikit sulit sih karena tidak dimanage dengan baik. Namun saya punya keyakinan, kalau bersungguh-sungguh tidak ada yang mustahil bagi Allah. Nah timbul pertanyaan, bagaimana cara memaksimalkan hafalan sedangkan target mengkhatamkan Al-Quran juga berjalan? Yups, manfaatkan waktu pagi jelang waktu dhuha. Bisa ditikror (diperlancar) pada malam setelah tarawih.



Nah, sekarang tentang tarawih. sebenarnya ada banyak pandangan tentang waktu pelaksanaan shalat Qiyam al Lail. Ternyata tarawih itu tidak harus setelah isya. Melaksanakan tarawih di sepertiga malam dirasakan lebih nikmat dan menyentuh. Nah, untuk memaksimalkan Tarawih tidak ada salahnya dicoba di sepertiga malam. Dengan itu, tarawih bisa lebih berasa. Tapi, kalaupun misalkan waktu setelah isya itu bisa dimaksimalkan, silahkan tafadhol dhol dhol :-)



Sekarang tentang puasa. Tidak heran banyak orang yang puasa hanya menahan lapar dan haus. Mereka hanya mengugurkan kewajiban tetapi tidak mendapatkan pahala dan berkah dari puasa itu. Bayangkan saja, kalau lisan tidak ditahan untuk berbicara yang ghairu nafi', lagwun, dan penuh dosa maka dengan mudahnya kita melepaskan pahala puasa kita begitu saja. Hummm, sayang lha.! Oleh karena itu tinggalkan ia dan mending gunakan waktu untuk berbicara yang bermanfaat. Demikan pula, sering kita teledor dengan fungsi telinga kita. Ah, kalau tidak cepat sadarkan diri maka telinga biasanya menikmati sesuatu yang diharamkan. Alihkan saja kebiasaan suka mendengar pada hal-hal terpuji. Dengan itu, insya Allah kita mampu menjaga kualitas puasa.



Yang lainnya adalah shalat dhuha dan infak. Dua hal ini adalah sesuatu yang saling membangun. Kalau kita tidak keberatan, bulan ramadhan baik untuk pembiasaan dan pembelajaran shalat dhuha. Bahkan kalau kita tidak punya kemampuan untuk berinfak, maka shalat dhuha sebagai penggantinya. Demikian, rahasia dimudahkan rezeki, yaitu dengan shalat dhuha.



Jadi, bagaimana program Ramadhanmu? Siap untuk mendongkrak amalan? Let's do together...

Minggu, 15 Juni 2014

materi lomba pidato 3

mengapa hari ini tiba-tiba kita berbicara tentang Suriah ?
21 Maret 2012 pukul 8:15

Kaum muslimin yang berbahagia, Ada sebuah negeri bernama Syam. Tentang negeri itu, Nabi kita
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan tentang keutamaannya:
“Pergilah ke Syam, karena ia adalah bumi pilihan Allah, Dia memilih hamba-hamba terbaikNya untuk
ke sana. Jika kalian tidak mau, maka pergilah ke Yaman kalian dan minumlah dari telaga-telaga
kalian. Karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.” (HR. Abu
Dawud, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Dishahihkan oleh al-Albani).
Kemudian dalam kesempatan lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:
“Beruntunglah Syam!” Sahabat bertanya: “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Lalu beliau
menjawab: “Karena sungguh malaikat Allah membentangkan sayap-sayapnya kepada negeri
itu.” (Lihat Shahih al-Tirmidzi, 3/254)
Bahkan secara spesifik, Nabi kita yang tercinta itu mendoakan negeri Syam dengan doa yang luar
biasa. Beliau mengatakan:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺷَﺎﻣِﻨَﺎ، ﻭَﻓِﻲ ﻳَﻤَﻨِﻨَﺎ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
“Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yaman kami.” (HR. Al-
Bukhari)
Kaum muslimin yang berbahagia! Lalu mengapa hari ini tiba-tiba kita berbicara tentang Suriah?
Karena Suriah adalah bagian dari negeri Syam. Inilah negeri yang dibuka pertama kali oleh Khalifah
Umar bin Khattab. Tidak sedikit sahabat Nabi dan orang-orang shaleh yang berhijrah ke sana, karena
keutamaan-keutamaan yang telah disebutkan sebelumnya. Dari negeri yang penuh berkah ini lahir
ulama-ulama Islam besar, seperti Imam Nawawi, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim al-
Jauziyah dan Ibnu Katsir.
Dan hari ini, Suriah adalah negara dengan penduduk mayoritas Ahlussunnah wal jamaah, namun
diperintah dan dipimpin oleh Basyar al-Asad, presiden yang berasal dari kelompok minoritas bernama
Nushairiyyah atau Isma’iliyah. Tentang kelompok ini, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
mengatakan:
ﺃﻛﻔﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ، ﺑﻞ ﻭﺃﻛﻔﺮ ﻣﻦ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ ، ﻭﺿﺮﺭﻫﻢ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻦ ﺿﺮﺭ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﺍﻟﻤﺤﺎﺭﺑﻴﻦ ﻣﺜﻞ
ﺍﻟﺘﺘﺎﺭ
“...Jauh lebih kufur daripada Yahudi dan Nasrani. Bahkan lebih kufur dari kebanyakan kaum
musyrikin, dan bahaya mereka jauh lebih besar dari bahaya kaum kafir yang memerangi Islam, seperti
bangsa Tartar...”
Kelompok ini merupakan salah satu sekte penting dalam aliran Syiah, selain kelompok Syiah Rafidhah
yang telah merambah Indonesia dengan mengatasnamakan Ahlul Bait Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
Kelompok Nushairiyyah ini mulai muncul pada abad ke 3 H. Salah satu keyakinan penting mereka
adalah meyakini bahwa ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah tuhan. Tetapi tidak cukup itu
saja -jamaah sekalian-, Basyar al-Asad yang berkuasa di Suriah itu tidak sekedar berpaham
Nushairiyyah, namun juga seorang komunis-sosialis.
Karena itu, tidak mengherankan jika Rusia dan Cina mendukung kekejamannya dengan memveto
rancangan keputusan PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada Basyar al-Asad. Dan hebatnya, tindakan
Rusia dan Cina itu mendapatkan pujian dari Iran.
Jadi mengapa hari ini tiba-tiba kita berbicara tentang Suriah?
Karena sejak rakyat Suriah menuntut turunnya Basyar al-Asad hingga saat ini saja sekurang-
kurangnya lebih dari 8343 saudara kita di sana telah gugur sebagai syuhada’ –insya Allah- di tangan
manusia keji bernama Basyar al-Asad. Secara terperinci sebagai berikut:
Korban anak-anak: 590 orang. Korban wanita: 442 orang. Korban yang tewas setelah penyiksaan
hebat: 336 orang. Korban dari kalangan militer yang deserse dan mendukung kaum muslimin: 644
orang.
Mereka gugur sebagai martir perjuangan untuk menjatuhkan pemerintahan yang telah sekian lama
menzhalimi mereka. Rezim biadab ini selama bertahun-tahun lamanya melakukan penindasan,
menculik para pemuda, merampas kehormatan para muslimah dan membumihanguskan tempat
tinggal mereka.
Salah seorang petinggi militer bahkan mengatakan:
“Kalian tidak usah berharap anak-anak kalian dapat kembali lagi berkumpul dengan kalian! Jika
kalian ingin punya anak, buatlah bersama istri-istri kalian! Tapi jika kalian tidak mampu, bawa saja
istri-istri kalian kepada kami supaya mereka bisa melahirkan anak lagi!”
Bahkan wanita muslimah di sana berpesan kepada kita semua:
“Jika kalian tidak mampu mengirimkan bantuan untuk menyelamatkan kami, maka kirimkan saja pil-
pil anti hamil kepada kami agar kami tidak perlu mengandung anak dari manusia-manusia keji itu!!”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah! Belum lagi dengan korban yang terluka. Banyak korban terluka
yang tidak mungkin dibawa ke rumah sakit, sehingga mereka harus membuat rumah sakit rahasia
untuk mengobati korban luka dengan perlengkapan medis seadanya. Mengapa? Karena para tentara
Basyar al-Asad tidak pernah ragu untuk menyeret korban terluka itu keluar dari rumah sakit, atau
bahkan langsung membunuhnya di ranjang jika dianggap mendukung revolusi penggulingannya.
Bahkan seorang dokter mengatakan bahwa para dokter yang mengobati korban luka itupun terancam
nyawanya oleh militer keji itu.
Kaum muslimin yang berbahagia! Hari ini, kaum muslimin di Suriah menjadi manusia yang terusir di
negerinya sendiri. Di sebuah kota bernama Himsh, 4 sampai 5 keluarga harus berbagi pengungsian
dalam 1 rumah pasca bombardir yang dilakukan pasukan al-Asad terhadap kota itu. Untuk sekedar
merebahkan badan, mereka harus bergantian tidur di siang dan malam hari karena tidak ada tempat
yang cukup untuk itu.
Mereka kekurangan air. Dan untuk itu mereka hanya mengandalkan air hujan yang turun. Dan dengan
mata kepala mereka sendiri, mereka harus menyaksikan kerabat mereka mati perlahan-lahan karena
kekurangan obat.
Mereka menderita kelaparan. Mereka ketakutan. Seorang dari mereka mengatakan: “Kami hanya bisa
memandangi korban terluka menjemput kematiannya. Yang bisa kami lakukan hanyalah mencoba
menutupi luka itu dengan kain seadanya, dan selanjutnya hanya bisa melihat mereka pelan-pelan
menjemput kematiannya.”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah! Tidak hanya itu yang dilakukan oleh tentara-tentara terkutuk
itu. Mereka juga memaksa rakyat Suriah untuk sujud di atas gambar Sang Presiden bengis itu. Yah,
kita semua tahu bahwa kita tidak dibenarkan sujud kecuali kepada Allah Azza wa Jalla. Bahkan yang
lebih hebat dari itu, para tentara itu memaksa dan menyiksa para pemuda untuk mengucapkan:
“La ilaha illah Basysyar!” alias “Tidak ada tuhan selain Basyar”! La haula wa la quwwata illa billah!
Sungguh sebuah kekejian dan kebejatan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Jamaah sekalian! Kita tidak tahu sandiwara apa yang sedang dimainkan di Suriah. Rusia dan Cina
menggunakan hak vetonya di PBB, lalu Iran memuji sikap itu. Bahkan beberapa kapal perang Iran
telah merapat di pelabuhan Suriah. Iran –sebagaimana juga Amerika- yang beberapa waktu lalu
berkoar-koar mendukung revolusi rakyat di Libia, Mesir dan Yaman; mengapa hari ini mereka justru
mendukung Basyar al-Asad, presiden yang membantai rakyatnya sendiri?
Entahlah. Tapi yang pasti, pemerintah Suriah yang katanya menentang Israel tapi tidak punya senjata
untuk menghantamnya, hari ini ternyata punya begitu banyak senjata untuk membantai rakyatnya
sendiri yang mayoritas Ahlussunnah!
Sama seperti Iran, yang berkoar-koar ingin menghancurkan Israel dan Amerika sejak belasan tahun
lalu, namun hingga kini tak satupun omong besar itu terbukti. Tapi anehnya, mereka mampu
membombardir kaum muslimin di Iraq dan Yaman.
Sebagaimana kita juga bertanya-tanya: mengapa media-media cetak dan elektronik di Indonesia tidak
terlalu tertarik mengangkat isu ini, seperti semangat mereka dulu menayangkan dan memberitakan
revolusi Libia dan Mesir?
Entahlah. Tapi tragedi Suriah akan menyingkap begitu banyak rahasia yang selama ini tersembunyi,
insya Allah!
Allah pasti akan menolong saudara-saudara kita di Suriah. Perlawanan terhadap rezim yang zhalim
itu terus terjadi di sana dan menunjukkan hasil yang menggembirakan, insya Allah. Sebab jika malam
semakin gelap, pertanda tidak lama lagi sinar mentari akan hadir menerangi bumi.
Jika kezhaliman telah mencapai titik kulminasinya, maka itu pertanda ia tidak lama lagi akan hancur.
Begitulah Sunnatullah. Fir’aun, nenek moyang para penguasa zhalim, telah menunjukkan itu, bahkan
diabadikan di dalam al-Qur’an.
Namun pertanyaannya adalah: jika kelak Allah bertanya kepada kita: “Apa yang telah engkau lakukan
untuk mereka?”, bagaimanakah kita akan menjawabnya, hadirin sekalian?
Setidaknya panjatkanlah sebaris doa untuk mereka.
Kaum muslimin yang berbahagia! Tragedi Suriah yang pasti mengajarkan kepada kita bahwa umat
Tauhid ini tidak akan mati. Benih yang ditanam oleh Rasulullah akan selalu hidup, menebarkan aroma
dan pesonanya, menegaskan aqidah dan keyakinannya bahwa: La ilaha illallah, tidak ada tuhan yang
berhak disembah selain Allah.
Hari ini, saudara-saudara kita di Suriah dalam tuntutannya selalu meneriakkan: “Kami tidak akan
ruku’ kecuali pada Allah!”
“Kami kufur kepada Rusia, Cina dan Iran, tapi kami beriman kepada Allah Rabbul ‘alamin!” Sekali lagi,
doakanlah saudara-saudara kita kaum muslimin di sana, di bumi yang penuh berkah, Syam.

materi lomba pidato 2

Keutamaan Tanah Syam
Tentang negeri Syam Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam mengatakan: “Pergilah ke Syam
karena ia adalah bumi pilhan Allah, Dia memilih
hamba-hamba terbaik-Nya untuk kesana. Jika
kalian tidak mau maka pergilah ke Yaman kalian
dan minumlah dari telaga-telaga kalian. Karena
sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam
dan penduduknya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban,
dan Al-Hakim; dishahihkan Syaikh Al-Albani).
“Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada
kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada
sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa
terganggu dari orang-orang yang menipu mereka
hingga hari kiamat.” (HR. Tirmizi no. 2351)
“Sesungguhnya kekuatan muslimin pada waktu itu di
Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus
yang paling terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Daud
no. 4300)
Bahkan secara khusus Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam mendoa’kan negeri Syam dengan do’a
yang luar biasa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam
mengatakan: “Ya Allah, berkahilah untuk kami pada
negeri Syam kami dan pada negeri Yaman
kami.” (HR. Al-Bukhari).
Imam Izz bin Abdussalam berkata, “Sesungguhnya
kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar
pasukannya yang berani di negeri Syam.” (Targhib
Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)
Suriah adalah bagian dari negeri Syam. Inilah negeri
yang dibuka pertama kali oleh khalifah ‘Umar bin
Khaththab Radhiyallahu ‘anhu . Tidak sedikit sahabat
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang
shalih yang berhijrah kesana karena keutamaan-
keutamaan negeri Syam. Dari negeri yang penuh
berkah ini lahir ulama-ulama Islam besar, seperti:
Imam Nawawi rahimahullah , Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah rahimahullah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
rahimahullah , Ibnu Katsir rahimahullah , dan yang
lainnya.
Dalam salah satu muhadharah Syaikh Nabil al-
Awadhi al-Kuwaity ditanya, “Ada apa dengan
Suriah?”
Maka dijawab, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Barang siapa yang tidak peduli dengan
urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan
kaum muslimin.” (HR. Muslim).
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah
bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara
satu dengan lainnya.” (HR. Al-Bukhari).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal
kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu
anggota badan merintih kesakitan maka sekujur
badan akan merasakan panas dan demam.” (HR.
Muslim No. 2586).
Karena kita semua muslim Alhamdulillah, karena kita
beriman kepada Allah Ta’ala. Karena Qur’an kita
satu, Tuhan kita satu, syariat kita satu, tidak ada
sekat dan pembatas yang menghalangi kita. Bukan
karena nasionalisme dan kolonialisme yang telah
memisahkan kita. Semua itu akan menjadi sampah
sejarah dan umat ini akan kembali menjadi umat
yang satu sebagaimana yang telah dijanjikan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu kenapa mesti Suriah? Karena Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menguraikan
keutamaannya, tidakkah kalian dengar hadits
tentang akhir zaman?
Berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Akan ada nanti tentara yang berjuang di Syam,
tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang
berjuang di Yaman.” Rasulullah ditanya,
“Kemanakah saya harus bergabung? “.. Pergilah ke
Syam.” (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lain: “.. Sesungguhnya malaikat
membentangkan sayapnya di negeri
tersebut.” (Shahih Tirmidzi).
Segala keberkahan ada di negeri tersebut, inilah
Syam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya saya melihat seakan-akan tonggak
al-Kitab telah tercabut dari bawah bantalku. Maka,
aku mengikutinya dengan pandanganku. Tiba-tiba
terdapat cahaya terang-benderang yang mengarah
menuju Syam. Ketahuilah, sesungguhnya iman,
apabila telah terjadi beragam fitnah, berada di
Syam.” [HR. Ahmad No. 21781, Shahihut-Targhib
wat-Tarhib, no. 3092].
Syam, kita biasa melihat seperti negeri lain pada
umumnya. Negeri kaum muslimin yang tentram,
negeri yang biasa-biasa saja. Sekarang lihatlah
revolusi yang terjadi disana, Allah Ta’ala
menyiapkannya untuk hal lain, perhatikanlah slogan-
slogan mereka: “Kami hanya memiliki-Mu ya Allah,
kami hanya memiliki-Mu. Seluruh dunia
meninggalkan mereka, semua meninggalkan..
Sehingga mereka sadar bahwa tidak ada
kemenangan kecuali dari Allah, slogan mereka :
“ Hasbunallah wa ni’mal wakiil.. Cukuplah Allah
bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong.”
Negeri mereka akan berubah kearah kebaikan yang
akan diberikan Allah. Allah Ta’ala menginginkan
kebaikan untuk umat ini, penundaan kemenangan..
saya memandangnya sebagai kebaikan. Kebaikan
untuk umat ini, kita tidak mengetahui apa yang Allah
persiapkan untuk negeri ini. Setiap tetes darah akan
memberkahi negeri ini, semakin menyuburkan
tanahnya.
Allah Subhanahu wa ta ‘ala berfirman, “Janganlah
kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya
dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169).
Revolusi di Libya, Tunisia, Mesir dan Yaman adalah
revolusi yang berkah, tapi sifatnya perjuangan lokal.
Tetapi yang terjadi di Suriah berada ditangan umat
bersama, era baru untuk umat ini. Memang benar,
apa yang terjadi di negeri-negeri tersebut adalah
babak baru untuk umat ini. Tapi yang terjadi di
Suriah adalah babak yang berbeda.
Pertama , ini adalah peperangan untuk eksistensi
umat ini, dan dengan izin Allah kita akan menjadi
umat yang eksis kembali.
Kedua , akibat tragedi Suriah.. dan saya ingatkan
kalian kalimat ini, akan ada perubahan besar
menunggu umat ini. Imbas kemenangan Suriah dan
kebangkitan umat.. sekali lagi di Suriah, dan
kejayaan umat akan kembali di Suriah.. perubahan
besar akan terjadi. Dominasi kekuatan akan berubah,
dan semua kejahatan super power akan berakhir.
Rencana besar yang diinginkan musuh untuk umat
ini akan diberantas, dengan izin Allah. Ini jawaban
pada mereka yang bertanya “Kenapa mesti Suriah?”
mereka tidak memahami bahwa Suriah akan
mengubah sejarah umat atas izin-Nya.
Syam berdasarkan sejarah adalah negeri yang terdiri
dari beberapa negara saat ini, yaitu : Suriah,
Palestina, Yordania dan Libanon. Jadi yang
dimaksud negeri Syam dalam literatur sejarah Islam
adalah wilayah dalam empat negara ini, dan
Damaskus adalah ibukotanya. Tapi sayang wilayah
ini sekarang telah terpecah menjadi empat negara
sebagai dampak dari imprealisme barat di masa
lalu.
Negri Syam pada umumnya diberkahi oleh Allah
Azza wa Jalla, terbukti banyak dari kalangan para
Nabi ‘Alaihimussalaam yang lahir dan tinggal di
sana. Tanahnya yang subur dengan berbagai hasil
buminya terutama zaitun hingga sekarang terasa.
Termasuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam , telah diperjalankan oleh Allah ke sana
(Baitul Maqdis) sebelum menuju sidratul muntaha;
sebagaimana dalam kisah isra’ mi’raj yang
masyhur. Dalam salah satu ayat dinyatakan yang
maknanya “…..yang kami berkahi di
sekelilingnya…” (QS, Al-Isra’: 1 ).
Para mufassirin menyatakan tentang negri Syam
pada umumnya dan mengenai kota Al-Quds di
Palestina khususnya bahwa Allah menjadikan di
sekelilinganya barakah bagi penduduknya dalam
kehidupan, perbekalan, pertanian dan cocok tanam .
Di sekelilingnya banyak pohon dan sungai serta
kesuburan tanah yang terus menerus .
Sementara dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam pernah menyatakan: “Ya Allah berkahilah
kami yang ada di kota Madinah, berkahilah dalam
takaran kami (sha’ dan mud), berkahilah Yaman dan
Syam kami. Kemudian beliau menghadap kearah
matahari lalu bersabda: Dari sini muncul tanduk
setan, dari sini terdapat goncangan dan fitnah. (HR.
Ahmad dan Al-Bukhari) ”
Bahkan hingga akhir zaman pun terdapat nash
berupa hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
yang menyatakan bahwa Nabi Isa Alaihissalam akan
Allah turunkan pada akhir zaman di manaar al-
baidha’ di Damaskus dan manusia dibangkitkan dan
dikumpulkan di bumi Syam .

materi pidato anak2 pondok

Kebiadaban rezim Ba'ts di Suriah
sesungguhnya juga dilatar belakangi oleh
faktor ideologi dan agama. Dalam hal ini,
Partai Ba'ts telah didominasi oleh
kelompok Syi'ah Nushairiyah sejak era
Hafizh Al-Assad.
Syi'ah Nushairiyah adalah paham yang
mengikuti Muhammad bin Nushair an-
Numairi, dan dinamakan Nushairiyah
dengan nama ini penisbatan padanya.
Mereka adalah kelompok Syi'ah yang
paling ekstrim. Dimana mereka sampai
pada tingkatan menuhankan Ali bin Abi
Thalib, dan kelompok ini telah keluar dari
pemahaman dua belas imam yang
diyakini oleh Rafidhah.
Tatkala al-Hasan al-Askari meninggal
yang diklaim oleh kalangan Rafidhah
sebagai imamnya yang ke sebelas, maka
berkumpul orang-orang yang berhaluan
keras dari kelompok yang menisbatkan
dirinya pada Rafidhah, lantas mereka
membikin berita dusta kalau imamnya ini
mempunyai seorang anak yang
bersembunyi di bangunan bawah tanah
didalam rumahnya Samara, yang kelak
akan keluar sebagai imam setelahnya.
Kemudian sekelompok orang Syi'ah, yang
tiap orangnya mengklaim bahwa imam ini
yang sembunyi dibangunan bawah tanah,
menurut keyakinan mereka, akan menjadi
perantara dengan Syi'ah.
Dan diantara salah satu yang berada
dalam kelompok ekstrim ini adalah
Muhammad bin Nushair yang dinamakan
pengikut setelahnya dengan Nushairiyah,
penisbatan padanya. Maka semenjak itu
awal perkembangan mereka.
Nama-nama lain kelompok ini:
Pada awal perkembangannya mereka
menamakan dirinya dengan Numairiyah,
selanjutnya mereka mengganti dan
menamakan dirinya Nushairiyah, yaitu
semenjak ditinggal mati oleh syaikh
pertamanya mereka. Dan mereka juga
menamakan dirinya dengan orang-orang
yang beriman. Sedang disaat Prancis
menjajah negeri Syam, pada kurun itu
mereka menamakan dirinya dengan
Alawiyin.
Markas dan tempatnya:
Sekarang Nushairiyah bertempat di
pegunungan Ladzaqiyah dan sekitarnya,
Homs di Suriah, Iskandariyah, Thurtus,
Adnah atau Athanah, masuk dalam
kawasan Turki sekarang ini, dan di
Kurdistan serta negeri-negeri lainnya.
Sempalan mereka:
Golongan Nushairiyah terbagi menjadi
empat kelompok:
1.Al-Haidariyah. Nisbat kepada Haidar
salah satu julukan Ali bin Abi Thalib.
2.asy-Syimaliyah. Diambil dari keyakinan
mereka yang mengatakan kalau Ali
tinggal di matahari. Di namakan pula
mereka dengan kelompok Syamsiyah.
3.al-Kulaziyah atau al-Qomariyah. Karena
keyakinan mereka bahwa Ali tinggal di
dalam bulan.
4.al-Ghaibiyah. Karena keyakinan mereka
yang mengatakan bahwa Allah dulu
nampak kemudian menghilang. Adapun
pada zaman ini maka berada pada
zaman Ghaibiyah. Dan mereka
menetapkan bahwa al-Ghaib adalah
Allah yang tidak lain dia adalah Ali.
Maka jawaban untuk ini semua adalah
firman Allah tabaraka wa ta'ala:
"Alangkah buruknya kata-kata yang
keluar dari mulut mereka; mereka tidak
mengatakan (sesuatu) kecuali dusta".
(QS al-Kahfi: 5).
Dan dalam hal ini tidak ada perbedaan
mencolok antara kelompok-kelompok
pecahan ini dalam pokok aqidah
bathiniyahnya, seperti menuhankan Ali,
penitisan ruh, serta menitisnya tuhan ke
tubuh makhluk. Perbedaan mereka hanya
pada kediaman Ali, sebagian mereka
menjadikan kediamannya di bulan dan
sebagian lain berada di matahari.
Tokoh pembesar kelompok ini:
Yang pertama ialah pendiri kelompok
Nushairiyah ini yaitu Muhammad bin
Nushair an-Numairi. Yang kemudian
diteruskan pimpinan madhzhab ini oleh
Muhammad bin Jundub. Selanjutnya di
pegang oleh al-Husain bin Hamdan al-
Khushaibi yang merupakan syaikh
terbesar, yang pernah ada di kalangan
Nushairiyah.
Pokok aqidah mereka:
Kalau bisa disimpulkan, pokok aqidah
mereka terbagi menjadi beberapa hal,
diantaranya:
1.Menurut keyakinan mereka Ali bin Abi
Thalib adalah tuhan yang sekarang
tinggal di awan. Halilintar adalah
suaranya, sedang kilat adalah tawanya.
Dengan keyakinan seperti ini mereka
mengagungkan awan. Bahkan ada
diantara mereka yang meyakini kalau Ali
sekarang tinggal di bulan atau di
matahari -sebagaimana telah lewat-.
2.Menitisnya arwah yang merupakan
aqidah pokok dikalangan mereka. Maka
orang-orang yang tidak mau menuhankan
Ali, mereka akan dilahirkan kembali
setelah kematiannya, menurut klaim
mereka, dengan rupa onta dan keledai.
Adapun orang yang beriman, yaitu mereka
yang mau menyembah Ali, maka mereka
akan menitis selama tujuh kali kemudian
setelah itu baru mengambil tempat
tinggalnya yang berada diantara bintang-
bintang, sedang orang yang menyimpang
dikalangan mereka maka akan terlahir
kembali sampai dirinya suci atau
terhapus kejelekannya.
3.Mengingkari adanya hari kebangkitan,
hari kiamat, adanya surga dan neraka,
dan pernyataan akan kekalnya dunia,
sebagaimana keyakinan orang-orang
zindik dari kelompok Dahriyah.
Ibadah serta rukun Islam mereka:
Pertama: Syahadatnya mereka adalah
isyarat yang terkumpul pada huruf 'ain,
mim, dan sin. Yang merupakan singkatan
dari nama tiga orang yaitu Ali,
Muhammad, dan Salman. Dan ini lebih
mirip dengan aqidah trinitasnya orang-
orang Nashrani.
Kedua: Sholat lima waktu disisi mereka
adalah ungkapan dari lima nama, yaitu:
Ali, Hasan, Husain, Muhammad dan
Fathimah.
Dan hanya dengan menyebut nama lima
orang ini, menurut mereka, itu sudah
mencukupi dari mandi janabah, wudhu
dan perkara-perkara lain dari syarat-
syarat dan kewajiban sholat.
Ketiga: Zakat, mereka lambangkan
dengan kepribadiannya Salman.
Keempat: Puasa, menurut mereka adalah
menjaga rahasia yang berkaitan dengan
tiga puluh orang laki-laki dikalangan
mereka, yang disamakan dengan hari-hari
Ramadhan, dan tiga puluh wanita, yang
semisal dengan malam-malam
Ramadhan.
Kelima: Jihad disisi mereka adalah
memberi laknat terhadap musuh. Mereka
mengatakan: 'Bahwa dedengkotnya Iblis
itu adalah Umar bin Khatab, kemudian
berikutnya adalah Abu Bakar, lalu Utsman
radhiyallahu 'ajmain…. Dan lain
sebagainya dari keyakinan-keyakinan
sesat mereka.
Kejelekan mereka:
Nushairiyah ini adalah orang-orang yang
menghalalkan khamr dan zina, mereka
mempunyai malam khusus yang mereka
jadikan untuk acara campur baur
bersama laki dan perempuan.
Mereka begitu mengelu-elukan
Abdurahman bin Muljam pembunuh
Amirul mukminin Ali Bin Abi Thalib. Dan
mendo'akannya, karena keyakinan mereka
bahwa hal tersebut sama dengan
mengakhiri masa transisi Ali dari tabiat
manusia menjadi tuhan. Sehingga mereka
menjelekkan orang-orang yang melaknat
Ibnu Muljam tersebut.

Selasa, 27 Mei 2014

cerpen: Nenek si Penjual Kayangan Part II

"anak-anak itu begitu malang nasibnya. Jauh dari pelukan orang tua dan kehilangan kasih sayang tentu bukan pilihan yang baik. Saat mereka menangis, tak ada ayah dan ibu yang merangkul. Ketika mereka tersenyum, luapannya tentu tidak memuaskan. Ah...." nenek berkisah diliputi kegalauan.
"kalau boleh saya tahu, orang tua mereka kemana, Nek?" si pemuda kembali bertanya.
"Beberapa waktu silam, sebuah kejadian yang mengubur segala harapan terjadi dan datang menyapa kelurga kecilku. Saleh dan Minah adalah pasangan muda yang sangat serasi. Mereka adalah anak dan menantuku. Sementara Minah adalah sepupu yang dinikahinya setelah Minah ditinggal mati kedua orang tuanya setelah pelayaran ke pulau Moyo. Tinggallah mereka denganku di rumah yang sederhana dengan berbagai kekurangan dan sedikit kelebihan. Ya, Saleh adalah suami yang penyayang terhadap keluarga. Pekerjaannya tidak istimewa. Saleh sudah sejak muda menjadi penjual di pelabuhan. Dari kapal ke kapal ia berpindah untuk mencari secuil rezeki. Minah tentu adalah wanita yang pengertian. Setelah tiga tahun menikah ia memutuskan untuk membantu sang suami, sementara itu dua cucuku saya yang merawatnya."
Setelah itu tiba-tiba nenek menunduk dan menangis. Tangisannya terisak-isak dan merasakan kepedihan yang mendalam. Pemuda itu merasa bersalah telah memaksa nenek untuk bercerita. Namun nenek sepertinya mau meyakinkan si pemuda bahwa dirinya tidak apa-apa. Lalu dia kembali melanjutkan cerita.
"Minah adalah menantu yang baik. Perhatiannya terhadap suami tak bisa dipungkiri. Kesetiannya hingga menemani sang suami berjualan adalah hal yang mahal harganya. Ia tahu bahwa keluarga membutuhkan uluran tangannya. Risiko menjadi pedagang asongan sudah ia pikirkan matang-matang. Hingga suatu sore jelang malam, ia harus berada di kapal Bahari Jaya bersama-sama. Tidak ada rencana pasti untuk mengikuti kapal itu sampai di pelabuhan selanjutnya. Namun mereka terlanjur melayani panggilan beberapa penumpang kapal untuk membeli. Lumayan laris, karena diungkapkannya penumpang banyak yang lapar. Belum lagi kalau sudah malam tidak akan ada lagi para penjual yang lalu-lalang di kapal. Tentu kesempatan malam itu Saleh dan Minah manfaatkan. Ah, saya membayangkan betapa bahagianya mereka memandang lautan di malam hari seraya memandang kelap-kelip lampu mercusuar." Nenek memaparkan seraya menutup kesedihan dengan sedikit senyuman.
"Lalu setelah itu apa yang terjadi, Nek?" pemuda bertanya ingin tahu.
"sekitar jam tujuh malam, awak kapal tiba-tiba mengumumkan lewat pengeras suara. diinformasikannya bahwa kapal sedang dalam masalah, ada salah satu sisi bawah kapal yang bocor. Semua penumpang diperintahkannya untuk mengenakan baju pelampung. Sebagai pedagang asongan Saleh dan Minah bukan siapa-siapa. Kegundahan dan ketakutan melanda, namun tidak banyak hal yang bisa mereka perbuat. Orang-orang panik dan porak-poranda, sementara isyarat tanda meminta bantuan mulai dikerahkan. Sementara itu, dalam hitungan belasan menit air sudah mulai mengisi lantai pertama kapal itu. Belum begitu tinggi, tapi orang-orang tidak dapat menerima kenyataan itu. Sedangkan di sudut kanan kapal, Saleh memeluk dan menenangkan si istri. Bantuan rupanya belum ada tanda-tandanya. Semua orang dilanda kegelisahan dan ketakutan yang sangat. Lalu Saleh menarik tangan Minah menuju brangkas penyimpanan baju pelampung. Naas memang, karena pelampung tersisa satu. Segera saja Saleh mengambilnya dan memakaikan pada Minah. Tentunya itu bukanlah tindakan terbaik, karena Minah mengkhawatirkan keadaan suaminya. Air sudah mulai menggenangi lantai pertama kapal, orang-orang bertambah panik. Pihak awak kapal tentunya tetap mengusahakan bantuan secepatnya. Lantai dua sudah kosong dari keramaian karena para penumpang telah melangkah naik ke lantai tiga. Histeri semakin menjadi, kapal sudah hampir setengah yang tenggelam, sementara bantuan belum kunjung datang. Dalam keadaan seperti itu, sebuah handphone di genggaman Minah akhirnya dipencet untuk menghubungi saya mertuanya di rumah. Karena malam sudah larut, saya sudah terburu tidur saat itu. Bahkan hp yang mereka belikan itu tertinggal di dapur. Merasa tak ada jawaban, Minah mengirimkan pesan permintaan maaf darinya dan suaminya. Beberapa saat setelah itu, tiga perahu bot datang menghampiri. Kiranya cukup untuk mengangkut setengah dari penumpang kapal itu. ketika air semakin naik dan beberapa saat kapal akan tenggelam, tiga perahu yang lain datang. Tidak sempat terpikirkan oleh Saleh bahwa masih ada awak kapal yang akan mengisi perahu itu. Karena masih banyak orang, para penumpang saling mendorong untuk bisa segera naik ke perahu. Bukti sayang kepada Minah, ia mendorong Minah naik ke atas perahu. Sementara Saleh masih berdiri di kapal dengan seorang anak empat tahunan. Minah teriak sejadi-jadinya, sementara perahu-perahu sudah sesak adanya. Tak ada harapan lagi untuk bisa pulang. Saleh pasrah menerima kenyataan...." nenek berhenti sejenak lalu menangis.
"Lalu bagaimana selanjutnya, Nek?" pemuda kembali bertanya penuh penasaran.
"Saleh masih bertahan dengan si anak kecil. Linangan air mata mengucuri malam kelam itu. Anak yang ditinggalkan orang tuanya itu tidak mau ketinggalan untuk menangis sejadi-jadinya. Sementara orang-orang di perahu juga menangis tanda iba kepada mereka berdua. Aksi nekad Minah akhirnya dilakukan. Penuh keberanian ia meloncat ke air menuju kapal untuk menemani sang suami. Saleh panik dengan aksi Minah, tetapi rupanya Minah sampai juga di kapal yang jaraknya delapan meter dari perahu. Buru-buru ia meraih tangan anak itu dan memboyongnya berenang ke perahu. Sesampainya di sana, dinaikkannya si anak ke perahu, dilepaskannya baju pelampung dan diserahkannya kepada salah seorang awak seraya berkata, "jaga anak ini. Ia punya hak hidup yang sama seperti Anda! Saya juga punya anak di rumah, saya berkorban ke sini untuk anak-anak saya. Saya rela kehilangan nyawa untuk mereka!". Spontan tangisan di perahu itu meledak untuk Minah. Sementara ia kembali berenang menuju suami tercinta. Entah apa yang mereka ungkapkan, hanya dari kejauhan mereka berpelukan tanda perpisahan. Kemudian melambaikan tangan ke orang-orang di perahu. Dalam hitungan menit kapal itu tenggelam bersama mereka..."

Selasa, 22 April 2014

Mata Kuliah Telaah Buku Kurikulum Bahasa Indonesia pertemuan 1 dan 2

Telaah buku kurikulum
Mengapa kita harus mempelajarinya? Jawabannya karena PENTING. Penting karena untuk mencukupi salah satu kompetensi guru _ profesionalisme.
Tujuan : Dengan memahami kurikulum guru dapat memilih dan menentukan Materi, srtategi, pendekatan, metode, teknik dan media, teknik/alat evaluasi.
Tijuan pembelajaran bahasa Indonesia
Kebahasaan dan kesastraan
Kebahasan spy orang dapat berkomunikasi. Sedangkan tujuan sastra supaya ada empati dan dapat menghargai sastra.

strategi - rencana yg cermat mengrnai kegiatan untuk mencapai sasaran
Pendekatan - konsep dasar yg melingkupi metode dg cakupan teoritis tertentu
Metode - prosedur pembelajaran yg difokuskan pd pencapaian tujuan tertentu
Teknik- cara konkrit yg digunakan dlm proses pembelajaran.

KURIKULUM

Sejarah
Yunani, jarak yang ditempuh dalam lomba

Sejarah thn 1853 masuk sebagai istilah dalam pendidikan
Yaitu sebagai sejumlah mapel yg harus ditempuh di sekolah untuk mencapai suatu tingkatan. Konsep ini ditinggalkan karena membatasi ruang gerak siswa pd kelas saja.

Alberty dan saylor (1948)
Segala usaha sekolah untuk mempengaruhi siswa, di dalam sekolah maupun di luar sekolah
√ konsep ini bukan sekedar sejumlah mapel tapi segala kegiatan dan pegalaman belajar yang direncanakan dan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan.

Kurikulum ® seperangkat rencana/ pengaturan yg berisi tujuan, isi, bahan, cara, evaluasi, sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan.
Mencapai tujuan √ humanis√ utuh paripurna
@makhlul tuhan yg imtaq
@Makhluk individu yg memiliki berbagai kemampuan, sikap, nilai, kepribadian, sehat jasmani dan rohani.
@manusia sosial yg bertangug jawab thp bangsa, agama dan masyarakat
( dapat diringkas: keterpaduan antara jiwa raga yg religi dan kepribadian yg sosial)

KTSP
Kurikulum operasional yg disusun oleh tingkatan satuan pendidikan yg berisi:
Tujuan - nasional(humanis), institusional ( kelembagaan dg visi dan misi), kurikuler(pembelajaran), intruksional(tiap2 pelajaran.






Sabtu, 12 April 2014

cerpen bag 1: Nenek si Penjual Kayangan



Siang itu, si nenek tergopoh-gopoh berlari di bawah terik sinar matahari. Keringat mulai meminyaki wajah setengah kusutnya. Di sepasang tangannya bergelantungan beberapa kantungan putih transparan yang berisikan macam-macam buah. Ah, bisa saja ia sedikit kecewa karena jajakannya kepada para penumpang bis tidak ada yang laku. Ia berjalan sambil mengusapkan keringatnya dan menuju ke sebuah tempat duduk sederhana di salah satu sisi jalanan pelabuhan Kayangan itu. Namun ia kembali terlihat senyum seakan tanda tak mau menyerah untuk mengais puing-puing rezekinya. Didekatinya sebuah bis kecil dan kembali ia merayu para calon pembeli. Di antara mereka ada yang memandang nenek itu dengan perasaan iba, ada yang sekedar melambaikan tangan tanda tak mau, dan bahkan ada yang pura-pura tak mendengar. Tentunya hal itu tak akan menjadi penghalang baginya untuk terus mencari secuil laba. Tak ada pula terdengar suara marah dan kesal karena tak diperhatikan. Ia terus saja menjajakkan jualannya.

Di tengah sengatan matahari siang itu, angin sepoi menyapa membawa sedikit kesejukan. Ditariknya napas dalam-dalam layaknya orang sedang berdoa. Langkahan kakinya mulai tercipta untuk sekedar mencari tempat berteduh untuk ke sekian kalinya. Akan tetapi terdengar olehnya suara lembut dari arah kiri memanggil-manggil. Ya, pemuda itu sedang memanggil nenek si penjual di pelabuhan itu. Wajah nenek sedikit kebingungan memperhatikan dari mana suara sapaan itu berasal. Pandangannya lincah untuk memperhatikan ke segala arah. Namun rupanya ia belum mendapatkannya juga.
"Nek, saya di sebelah sini." kembali pemuda itu beriklan.
"Nek, saya di sini nek." lagi-lagi pemuda itu memanggil dengan sedikit mengeraskan suaranya.
Beberapa saat kemudian, dilihatnyalah seorang pemuda tampan yang sedang melambai-lambaikan tangannya.
"Ia, nak. Ada apa?" sahut nenek itu ingin tahu.
"Saya mau beli jualan nenek."
"iya, nak. Mau yang mana?"
"ada berapa kantungan di tangan nenek?
"Ada enam, nak."
"Ya, sudahlah. Saya ambil lima!"
"Alhamdulillah, nak. Terima kasih!"
"Iya, nek. Tapi nenek kalau berjualan jangan di bawah terik matahari begitu. Saya tidak tega melihat nenek kepanasan seperti tadi."
"Ya, begitulah. Namun nenek tetap bersyukur masih mampu berjualan meskipun kadang-kadang jualan nenek tidak laku."
Pemuda itu tiba-tiba menunduk dan meneteskan air mata untuk si nenek, seakan beban yang dipikul oleh si nenek begitu berat untuknya.
"Syukur, nak. Dari pagi jualan nenek tidak ada yang laku. Anakda ini adalah pembeli pertama." Bercerita seraya tersenyum bahagia.
"Memangnya Nenek jualan di sini dari jam berapa?" Si pemuda bertanya ingin tahu.
"Setelah salat subuh nenek bergegas dari rumah dan pergi ke pasar untuk mencarikan beberapa ikatan buah yang bisa dijajakkan di sini. Nenek biasanya sampai zuhur masih berjualan hingga nanti sore. Itu semua nenek lakukan dengan tekun dan sabar, karena...." tiba-tiba si nenek berhenti bercerita.
"Karena apa, Nek? Kenapa berhenti bercerita?" Pemuda bertanya mencari keyakinan.
"Sekarag nenek tiggal dengan dua orang cucu. Yang pertama baru kelas dua SD, sedang yang satunya baru jalan dua tahun.

Sabtu, 04 Januari 2014

assalamualaikum saya mulanya mengerti tentang rukyah syariyah itu ketika jelang masuk pondok sebelum kelulusan saya di bangku SMA. Praktisnya, saya memahami bahwa pengobatan cara ruqyah adalah pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan jin. Namun, setelah membaca beberapa buku dan tulisan, saya mulai mengerti kalau ruqyah itu adalah pengobatan untuk berbagai jenis penyakit. Pengalaman saya meruqyah orang tidak begitu banyak, namun 'pasien' pertama adalah seorang anak yang disantet oleh tukang sihir ulung. Mulanya meragukan, namun karena sebuah tuntutan tanggung jawab terhadap korban saya harus sedikit berani untuk mengatasinya. Pengalamaan itu rupanya menjadi salah satu pengalaman paling buruk. Pasalnya beberapa waktu setelah mengobati rupanya si empunya marah betul. Akhirnya permusuhan itu bukan hanya untuk si anak, tetapi juga untuk saya. Saya harus meyakinkan diri bahwa saya bisa kuat menghadapi jurus sihir baru yang dimoncongkan untuk saya. Namun naas, meski ia tidak menguasai tapi setidaknya ia berhasil memasukkan sesuatu lewat suatu benda yang tak dimengerti. Selanjutnya saya merasa sedikit terusik dengan gangguan. Hummm Lama setelah itu, qodorullah, ada seseorang membacakan surat al ahqof. Mulanya saya ragu, tetapi karena ada perubahan yang dirasakan cukup membuat saya berpikir terbalik. Ya, karena selama ini saya hanya tahu ayat ruqyah itu hanya apa yang saya hafal. Namun, dengan mengorek info yang lain, baru saya tahu rupanya al-Ahqof juga termasuk surat ruqyah ya.... Simpulan: Jangan begitu gampang menyalahkan sampai Anda benar tahu ilmu suatu perkara. 5 Januari 2014